Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Berita,
Kehutanan dan Perkebunan
Ilustrasi (Ferry Arbania)Sumenep (maduratani.com)- Banyak kalangan menilai jika potensi lahan pertanian dan peternakan di Desa Bun Barat Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep patut diacungi jempol. Disamping lahan pertanian yang memadai, desa tersebut juga dikenal dengan desa yang paling berani menentang kebiasaan petani terhadap kecendrungan budidaya pohon tembakau atau yang lebih dikenal dengan daun emas.Untuk merubah kebiasaan tanam tembakau, diakui banyak pihak bukanlah suatu hal yang mudah. Kendati pada praktiknya, banyak petani tembakau di Madura, justru seringkali merugi akibat tata niaga tembakau yang semraut dan faktor lain yang disebabkan oleh anomalisasi cuaca yang cenderung tidak bersahabat.Terlepas dari itu semua, masyarakat Desa Bun Barat, Kecamatan Rubaru, dari tahun ketahun mulai banyak memiliki keberanian untuk tidak bergangtung pada pohon tembakau itu. Gelagat tersebut mulai terlihat sejak tahun 2008-2009 silam. Dimana warga setempat secara teratur beralih ketanam alternatif lainnya seperti pohon cabe dan palawija.“Awalnya masyarakat sini Mas, sangat fanatik terhadap tanaman tembaku. Baru beberapa tahun terakhir ini mereka mau beralih ketanam alternatif lain semisal tanaman rempah-rempah dan cabe rawet. Bahkan kebanyakan pemuda desa kami mampu beli speda motor baru itu justru dari hasil budidaya cabe rawit”, kata Yum, Kepala Desa Bun Barat, Kecamatan Rubaru, Sumenep.Masih kata Kades Yum, untuk merubah kebiasaan warga desa yang rata-rata berpendidikan rendah memang bukan pekerjaan mudah. Tapi berkat ketekunan dan kesabarannya, dirinya mengaku mampu memperngaruhi masyarakatnya agar tidak bergantung pada pohon tembaku lagi.
Dalam memberikan pencerahan bidang pertanian dan perkebunan warga, pihaknya sengaja menggandeng sejumlah tokoh ulama dan tokoh masyarakat. Hingga sedikit demi sedikit bisa dipahami dan mendapat apresiasi positif dari masyarakatnya.
“Awalnya sih banyak juga cacian dan cibiran dari masyarakat desa. Karena bagaimanapun, aktivitas tanam tembakau khan sudah dilakukan secara turun temurun dan seperti mustahil jika harus meninggalkan tanaman favorit itu. Tapi alhamdulillah masyarakat sudah mulai sadar, jika tanam tembakau itu sangat berisiko karena tidak tahan hujan”, kata Yum menambahkan.
Selain sukses dibidang pertanian dan perkebunan, saat ini sudah banyak prestasi lain yang diraih oleh masyrakat Desa Bun Barat melalui kelompok tani Serba Guna Dua. Diantaranya juara I dalam kontes sapi sonok yang digelar oleh Dinas Peternakan Sumenep pada tahun 1999 .
Berikutnys psfs tahun 2000, kelompok itu meraih juara pertama dalam lomba yang sama, ditingkat provinsi Jawa Timur.
“Di tahun 2000 itu juga, desa kami diikutkan dalam kontes sapi sonok tingkat Nasional, dan Alhamdulillah masih dapat juara harapan. Istimewanya bagi kami, karena pada saat itu kami bisa ketemu langsung dengan Bu Mega (Megawati Sukarno Putri, Red.) di istana negara.
Sukses dengan usaha peternakan dan budidaya tanaman alternative, membuat warga desa Bun Barat makin berani meninggalkan budidaya tembakau dan beralih ketanaman alternative lainnya.
“Hal ini mungkin sedikit berbeda dengan kefanatikan masyarakat petani tembakau lainnya di Madura, yang seolah-olah tidak bisa lepas dari tembakau”, pungkasnya. (ferry arbania)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura