Sumenep (Maduratani.Com) - Dari tahun ke tahun angka perceraian
di Kabupaten Sumenep terus saja meningkat tajam. Faktornya beragam, mulai dari
masalah ekonomi, tanggung jawab sampai hilangnya keharmonisan rumah tangga.
Namun yang paling dominan justru munculnya orang ketiga (selingkuh) hingga
meretakkan mahligai perkawinan mereka.
Menurut Panitera muda hukum
Pengadilan Agama, Mohammad Arifin, pada tahun ini naiknya angka perceraian di
Sumenep sangat tinggi. “Perceraian itu banyak sebab, namun faktor yang dominan
tidak adanya tanggungjawab serta masalah ekonomi, dan ada lagi ketidakcocokan
dan gangguan pihak ketiga," ujarnya, kemarin.
“Angka perceraian di Sumenep terus meningkat. Penyebabnya karena masalah
ketidak cocokan, masalah ekonomi dan paling dominan gangguan pihak ketiga”,
ujar Muhammad Arifin, Panitera Muda Hukum Pengadilan Agama Sumenep, Rabu (15/5/2013).
Berdasarkan data yang dihimpun di
Kantor Pengadilan Agama setempat menunjukkan, pengajuan gugatan cerai sudah
mencai sekitar 353 orang dengan latar kasus yang berbeda. Sedangkan untuk kasus
cerai, dijelaskan Arifin, angkanya sudah diatas 100 kasus. Faktornya juga tidak
jauh berbeda, yakni seputar cemburu, ketidak cocokan dan peselingkuhan.
Terhitung muali Januari 2013 jumlah
perkara perceraian sudah mencapai 131 perkara. Berikutnya di bulan Februari
angkanya naik lagi menjadi 105 perkara dan Maret 117 perkara.
Sementara angka perceraian dikalangan PNS malah
lebih banyak lagi, yakni mencapai 43 kasus. Jumlah tersebut belum termasuk
dalam catat gugatan perceraian dikalangan Pegawai Negeri Sipil yang lebih
didominasi oleh masalah ketidak puasan psikologis dan tergoda oleh orang ketiga
alias selingkuhannya.(fer/rul)
