Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Agrobisnis,
deptan,
dinas pertania
Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) pada tahun 2013 mengajukan dana sebesar Rp 2 miliar
kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dana tersebut
rencananya akan digunakan untuk perbaikan program penghijauan di lereng
Merapi yang rusak akibat bencana erupsi.
"Program penghijauan sudah pernah dilakukan, namun bibit pohon penghijauan tersebut rusak. Curah hujan yang tinggi dengan disertai angin, membuat bibit pohon yang ditanam rusak, dan kami harus segera menanam kembali agar ekosistem di lereng Merapi tetap terjaga," ujar Pelaksana Tugas Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, Rofiq Ardiyanto di Sleman, Senin (21/1).
Rofiq menjelaskan target penghijauan itu adalah tanah seluas 500 hektar di Kecamatan Cangkringan dan Turi. "Saat ini, pihaknya baru melakukan evaluasi berupa pendataan. Kami akan menggunakan metode sulaman, dan terasering," jelasnya.
Program terasering tersebut bertujuan untuk membuat aliran air di lahan-lahan penghijauan.
Sementara itu, Camat Cangkringan, Bambang menyatakan kerusakan yang paling parah berada di Desa Glagah dan Kepuh. "Kerusakan terus berlangsung hingga kini sejak musim kemarau kemarin. Penghijauan lebih baik dilakukan di lahan yang sudah direklamasi (lahan yang sudah berupa tanah) dan lokasi yang aman," kata dia.
Bambang mengatakan, pihaknya khawatir jika di lokasi bekas lahar dingin terkena alat berat penambang pasir seperti eskavator atau alat berat jenis lainnya.
"Program penghijauan sudah pernah dilakukan, namun bibit pohon penghijauan tersebut rusak. Curah hujan yang tinggi dengan disertai angin, membuat bibit pohon yang ditanam rusak, dan kami harus segera menanam kembali agar ekosistem di lereng Merapi tetap terjaga," ujar Pelaksana Tugas Kepala Bidang Perkebunan, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Sleman, Rofiq Ardiyanto di Sleman, Senin (21/1).
Rofiq menjelaskan target penghijauan itu adalah tanah seluas 500 hektar di Kecamatan Cangkringan dan Turi. "Saat ini, pihaknya baru melakukan evaluasi berupa pendataan. Kami akan menggunakan metode sulaman, dan terasering," jelasnya.
Program terasering tersebut bertujuan untuk membuat aliran air di lahan-lahan penghijauan.
Sementara itu, Camat Cangkringan, Bambang menyatakan kerusakan yang paling parah berada di Desa Glagah dan Kepuh. "Kerusakan terus berlangsung hingga kini sejak musim kemarau kemarin. Penghijauan lebih baik dilakukan di lahan yang sudah direklamasi (lahan yang sudah berupa tanah) dan lokasi yang aman," kata dia.
Bambang mengatakan, pihaknya khawatir jika di lokasi bekas lahar dingin terkena alat berat penambang pasir seperti eskavator atau alat berat jenis lainnya.
[ded/mrd]
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura