Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Berita,
frkasi partai,
gusdur,
Khofifah,
megawati,
partai pkb,
pdip
Kediri- Calon gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ternyata memiliki
peran vital ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mencalonkan diri
sebagai Presiden RI keempat. Inilah cerita Khofifah mengenai lika-liku
pencalonan Gus Dur, pada 1999 silam itu.
Kala itu, Khofifah masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR RI. Dialah satu-satunya orang yang mengetik surat-menyurat berkas pencalonan Gus Dur. Dia pula yang mengantarkan berkas pendaftaran itu di hari terakhir, sebelum penutupan.
"Ada surat keterangan tidak sedang pailit yang seharusnya dari Pengadilan Tata Niaga, ada surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian, kemudian ada surat tidak dipidana dari Pengadilan Negeri dan surat keterangan sehat. Tetapi, semuanya itu kita bikin sendiri. Dan Gus Dur yang menandatangani," ujar Khofifah dihadapan ribuan Muslimat NU, dalam acara peringatan harlah Muslimat NU ke-67 di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (05/6/2013).
Keempat surat itu tidak berasal dari instansi terkait, melainkan hasil ketikan Khofifah. Semua surat itu ditandatangani Gus Dur di hari terakhir pencalonan pada pukul 04.00 WIB. Dan anehnya, hasil sidang MPR RI menyatakan bahwa berkas sudah lengkap dan Gus Dur memenuhi syarat pencalonan.
"Sidang dibuka pada pukul 10.00 WIB. Kemudian ditunda 30 menit untuk verifikasi berkas. Saya meminta tolong agar semua surat itu diurus dari masing-masing instansi terkait. Saya tunggu hingga pukul 10.00 WIB, ternyata hingga batas waktu itu, surat belum ada. Namun, hasil sidang, Sekjen MPR RI menyatakan bahwa calon presiden Gus Dur berkasnya dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat," beber mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu disambut tepuk tangan ribuan Muslimat dari berbagai daerah se-Kabupaten Kediri.
Setelah terpilih, lanjut Khofifah, Gus Dur memintanya untuk membuatkan lima surat calon wakil presiden. Dia pula yang mengetiknya. Kemudian, esok harinya sekitar pukul 04.00 WIB, Gus Dur memberitahu bahwa nama calon wakil presiden itu adalah ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
"Saya menghubungi seluruh teman-teman dari PDIP. Saya meminta kelengkapan berkas Ibu Megawati. Tetapi tidak ada satu pun yang mengasihkan ke saya. Ketika saya daftar, tidak ada satupun orang yang mau mengantarkan. Jadi, yang mengetik saya sendiri, dan yang mengantar juga saya sendiri," terus Khofifah.
Seandainya Megawati tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, kata Khofifah, maka beliau tidak pernah menjadi presiden. Dalam perjalanan, Gus Dur diturunkan, kemudian Megawati naik untuk menggantikannya. " Andai Bu Mega tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, maka beliau tidak menjadi presiden. Dan yang mengusulkan Bu Mega adalah satu satunya Fraksi PKB. Mungkin saudara PDIP yang belum tahu cerita ini, karena saya tidak pernah menulis di artikel atau surat kabar manapun," jelas Khofifah.
Setelah sampai pendaftaran, kata Khofifah, dia sempat ditanya, kenapa hanya satu lembar berkas Ibu Megawati? Khofifah menjawab, lampirannya sama dengan milik Gus Dur. Syarat-syarat yang diajukan persis. Dan yang membuatnya tertegun, persyaratan itu diterima dan dinyatakan lengkap.
"Maunah Allah kadang-kadang datangnya injuri time. Di antara dzohiron wa batinan, syarat sudah dilakukan. Mudah-mudahan maunah Allah datang di saat doa terus kita panjatkan. Semoga 29 Agustus mendatang, Jawa Timur akan memperoleh gubernur dari NU," doa sekaligus harapan Khofifah kepada seluruh muslimat NU yang datang.
Dalam acara Harlah Muslimat NU di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kediri, Ketua DPW PKB Jawa Timur Halim Iskandar turut hadir. Selain itu, hadir pula pengurus PKB Kabupaten Kediri, dan jajaran pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Kediri. [air/nng/bjt]
Kala itu, Khofifah masih menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) MPR RI. Dialah satu-satunya orang yang mengetik surat-menyurat berkas pencalonan Gus Dur. Dia pula yang mengantarkan berkas pendaftaran itu di hari terakhir, sebelum penutupan.
"Ada surat keterangan tidak sedang pailit yang seharusnya dari Pengadilan Tata Niaga, ada surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian, kemudian ada surat tidak dipidana dari Pengadilan Negeri dan surat keterangan sehat. Tetapi, semuanya itu kita bikin sendiri. Dan Gus Dur yang menandatangani," ujar Khofifah dihadapan ribuan Muslimat NU, dalam acara peringatan harlah Muslimat NU ke-67 di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kabupaten Kediri, Rabu (05/6/2013).
Keempat surat itu tidak berasal dari instansi terkait, melainkan hasil ketikan Khofifah. Semua surat itu ditandatangani Gus Dur di hari terakhir pencalonan pada pukul 04.00 WIB. Dan anehnya, hasil sidang MPR RI menyatakan bahwa berkas sudah lengkap dan Gus Dur memenuhi syarat pencalonan.
"Sidang dibuka pada pukul 10.00 WIB. Kemudian ditunda 30 menit untuk verifikasi berkas. Saya meminta tolong agar semua surat itu diurus dari masing-masing instansi terkait. Saya tunggu hingga pukul 10.00 WIB, ternyata hingga batas waktu itu, surat belum ada. Namun, hasil sidang, Sekjen MPR RI menyatakan bahwa calon presiden Gus Dur berkasnya dinyatakan lengkap dan memenuhi syarat," beber mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu disambut tepuk tangan ribuan Muslimat dari berbagai daerah se-Kabupaten Kediri.
Setelah terpilih, lanjut Khofifah, Gus Dur memintanya untuk membuatkan lima surat calon wakil presiden. Dia pula yang mengetiknya. Kemudian, esok harinya sekitar pukul 04.00 WIB, Gus Dur memberitahu bahwa nama calon wakil presiden itu adalah ibu Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan.
"Saya menghubungi seluruh teman-teman dari PDIP. Saya meminta kelengkapan berkas Ibu Megawati. Tetapi tidak ada satu pun yang mengasihkan ke saya. Ketika saya daftar, tidak ada satupun orang yang mau mengantarkan. Jadi, yang mengetik saya sendiri, dan yang mengantar juga saya sendiri," terus Khofifah.
Seandainya Megawati tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, kata Khofifah, maka beliau tidak pernah menjadi presiden. Dalam perjalanan, Gus Dur diturunkan, kemudian Megawati naik untuk menggantikannya. " Andai Bu Mega tidak pernah menjadi wapresnya Gus Dur, maka beliau tidak menjadi presiden. Dan yang mengusulkan Bu Mega adalah satu satunya Fraksi PKB. Mungkin saudara PDIP yang belum tahu cerita ini, karena saya tidak pernah menulis di artikel atau surat kabar manapun," jelas Khofifah.
Setelah sampai pendaftaran, kata Khofifah, dia sempat ditanya, kenapa hanya satu lembar berkas Ibu Megawati? Khofifah menjawab, lampirannya sama dengan milik Gus Dur. Syarat-syarat yang diajukan persis. Dan yang membuatnya tertegun, persyaratan itu diterima dan dinyatakan lengkap.
"Maunah Allah kadang-kadang datangnya injuri time. Di antara dzohiron wa batinan, syarat sudah dilakukan. Mudah-mudahan maunah Allah datang di saat doa terus kita panjatkan. Semoga 29 Agustus mendatang, Jawa Timur akan memperoleh gubernur dari NU," doa sekaligus harapan Khofifah kepada seluruh muslimat NU yang datang.
Dalam acara Harlah Muslimat NU di Stadion Chanda Bhirawa Pare, Kediri, Ketua DPW PKB Jawa Timur Halim Iskandar turut hadir. Selain itu, hadir pula pengurus PKB Kabupaten Kediri, dan jajaran pengurus Muslimat NU se-Kabupaten Kediri. [air/nng/bjt]
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura