Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Puluhan hekatre sawah di beberapa desa di Kecamatan Cilaku dan Cibeber diserang hama wereng. Akibatnya, petani di dua kecamatan tersebut mengalami gagal panen. Padahal, beberapa petak sawah sudah siap panen.
"Hama wereng menyebar dengan cepat. Awalnya hanya satu petak sawah di Kampung Bojongbolang yang diserang. Namun, dalam waktu satu minggu hama cepat menyebar sawah gagal panen akibat serangan wereng," ucap salah seorang petani Somantri (40), Kampung Pasir Gede, Desa Salam Nunggal, Kecamatan Cibeber, Minggu (30/6/2013).
Somantri mengatakan beberapa petani masih bisa menyelematkan sebagian tanaman padinya yang masih bisa dipanen meski kualitas jelek.
"Dalam satu petak hampir separuh sudah kering karena serangan wereng, palung separuh lagi dipaksa untuk dipanen meski belum masuk waktu panen. Kondisi ini jelas membuat petani rugi," katanya.
Lebih lanjut Somantri mengatakan akibat gagal panen, petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Pasalnya, modal tanam dan pemeliharaan yang dikeularkan sudah habis dan saat ini tinggal menunggu panen.
"Sebelumnya lahan pesawahan di sini aman-aman saja dan belum pernah terjadi adanya serangan hama. Kejadian serangan wereng baru pertama kali terjadi, tapi kini para petani panik karena belum tahu caranya untuk mengantisipasi serangan hama wereng," ujarnya.
Hasil panen akibat serangan hama wereng, kata Somantri, anjlok hingga 50 persen. Bahkan, sejumlah petani yang sawahnya masih belum diserang hama wereng mengaku khawatir. Pasalnya, sejauh ini petani belum bisa mnegatasi hama wereng ini dengan efektif.
"Serangan wereng ini membuat tanaman berwarna kuning kecoklatan. Biasanya menyerang daun terlebih dahulu. Setelah itu, baru menyerang seluruh bagian tanaman. Bulir padi yang mulai terisi menjadi hancur dan kosong tidak ada isinya. Makanya, petani lain khawatir serangan mendadak itu membuat padi mereka rusak dan mengalami gagal panen," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Sulaiman (45) petani lainnya. Ia mengaku mengalami kerugian puluhan juta untuk tiga petak sawah yang dimiliki dan seluruhnya diserang hama wereng.
"Sudah rugi banyak akibat serangan hama ini. Kami mengharapkan agar dinas terkait memberikan bantuan benih dan obat-obatan untuk kami memulai menanam lagi. Sementara kami biarkan lahan kami karena belum ada modal untuk kembali melakukan pengolahan tanah," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur, Yanto Hartono mengatakan berbagai macam gangguan hama organisme pengganggu tanaman (OPT) dinilai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Cianjur tidak akan mengganggu produksi padi secara keseluruhan.
Pasalnya, gangguan hama hanya menyerang sekitar 0,4% dari luasan areal tanaman padi yang mencapai 65.000 hektare.
"Meskipun tak mengganggu produksi tanaman padi, tapi tetap kita waspadai setiap serangan hama OPT. Caranya, kita biasa lakukan pengamatan terlebih dahulu di lapangan, kemudian menghitung persentase jumlah kerusakannnya. Selanjutnya kita berikan penyuluhan mengenai OPT termasuk pengendaliannya," katanya.
Serangan berbagai macam OPT di Kabupaten Cianjur selama tahun 2012, kata Yanto, antara lain, tungro menyerang 29 hektare lahan tanaman padi di antaranya di Kecamatan Cilaku, Warungkondang, Sukaluyu, Mande, dan Cidaun.
Kemudian hama kresek menyerang 73 hektare di 14 kecamatan, di antaranya di Kecamatan Cianjur, Cibeber, Ciranjang, Sukaluyu, Sukaresmi, dan Tanggeung.
Hama walangsangit menyerang 24 hektare di 7 kecamatan, antara lain Mande, Cilaku, Gekbrong dan Kadupandak. Sementara hama blas seluas 29 hektare di 6 kecamatan, antara lain Cianjur, Ciranjang, dan Sukaluyu.
"Selain itu, OPT jenis penggerek batang juga menyerang hampir 93 hektare di 21 kecamatan, antara lain Cianjur, Cilaku, Cibeber, Warungkondang, Sukaluyu, dan Karangtengah. Sementara hama tikus menyerang 21 hektare di 7 kecamatan, antara lain di Kecamatan Cilaku, Cibeber, Sukaluyu, Mande, dan Sukaresmi," ujarnya. (A-186/A-89)***
Sumber: pikiran-rakyat
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura