Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Kroasia,
Straight News,
uni eropa
Zagreb - Kembang api, mercon dan lagu Ode to Joy dari
Beethoven, mengiringi pesta bergabungnya Kroasia dengan Uni Eropa
Minggu malam waktu setempat atau Senin pagi WIB ini, setelah dua dekade
sejak memerdekakan diri dari Yugoslavia.
Ribuan
orang berkumpul di Lapangan Ban Jelacic di Zagreb untuk merayakan
masuknya negara mereka ke kumpulan 28 negara yang sekaligus
menyingkirkan momen sulit bagi negara yang sudah lima tahun dilanda
resesi tersebut.
"Ini akan mengubah kehidupan
negeri ini menuju kebaikan. Dengan hati yang lapang saya mengucapkan
selamat datang kepada Anda sekalian," kata Herman Van Rompuy, presiden
Dewan Eropa kepada hadirin yang bersuka cita itu seperti dikutip
Reuters.
Lonceng-lonceng dibunyikan dari Katedral Zagreb, lalu dua orang mengenakan busana putih membawa bendera Uni Eropa.
Negara
bermayoritas Katolik berpenduduk 4,4 juta orang ini menjadi
satu-satunya dari tujuh negara pecahan Yugoslavia yang masuk Uni Eropa,
setelah Slovenia melakukannya pada 2004.
Ini
menandai pulihnya negara itu dari perang 1990-an yang membuat dunia
mengenal istilah "pembersihan etnis" dan membunuh lebih dari 120 ribu
orang yang 20 ribu di antaranya orang Kroasia sendiri.
Ini
juga menjadi ekspansi pertama Uni Eropa ke timur sejak 2007, ketika
Romania dan Bulgaria bergabung dengan persekutuan ini, dan perluasan
besar-besaran pada 2004 ketika 10 anggota baru bergabung dengan Uni
Eropa.
Krisis ekonomi global sempat menguji
daya tahan kesatuan blok kawasan ini sehingga menurunkan dukungan publik
serta keraguan untuk memperluas keanggotaan ke negara bekas Yugoslavia
itu.
Keraguan itu sendiri menular ke banyak orang Kroasia, terutama mengenai masa depan mereka bergabung dengan Uni Eropa.
"Saya
sangat iri pada yang lain yang telah bergabung sebelum kami," kata Ivan
Borovec, seorang warga yang berpesta. "Akan lebih baik jika kami
bergabung pada 2004 namun saya terus berharap yang lebih baik, terutama
untuk anak cucu saya."
Di perbatasan Kroasia -
Serbia, di depan mantan musuhnya pada perang Yugoslavia lalu, para
pejabat mencantumkan bacaan "Kroasia - Uni Eropa".
Bekas Yugoslavia lainnya, yaitu Serbia,
Bosnia, Macedonia, Montenegro dan Kosovo, masih perlu bertahun-tahun
untuk bisa bergabung dengan Uni Eropa. Namun para pemimpin mereka turut
hadir di Zagreb untuk menunjukkan kesatuan di antara negara yang masih
merasa asing dengan pemisahan mereka.
Presiden
Serbia Tomislav Nikolic, yang pernah mendukung ideologi "Serbia Raya"
yang memicu perang besar di Kroasia dan Bosnia, ikut menghadiri perayaan
masuknya Kroasia ke Uni Eropa. Hal ini menandai telah berubahnya
kawasan ini.
"Kami tak ingin Eropa berhenti
sampai perbatasan kami, mesti terbuka ke negara-negara lainnya," kata
Presiden Kroasia Ivo Josipovic.
Sebelum
bergabung dengan Uni Eropa, Kroasia mesti melewati dahulu jalan terjal
mengikuti reformasi panduan Uni Eropa yang sering tidak populer.
Negeri
ini telah mengekstradisi lusinan pejabat militer dan sipil Krosia dan
Kroasia-Bosnia yang menjadi penjahat perang, tersangkut masalah utang,
dan memerangi korupsi sampai-sampai mantan perdana menteri Ivo Sanader
pun masuk penjara.
Negeri di tepi laut
Adriatik, dari perbukitan Istria di utara sampai kota abad pertengahan
Dubrovnik di selatan, menjadi magnet bagi sekitar 10 juta turis setiap
tahun.
Namun resesi yang dalam membuat satu
dari setiap lima orang Kroasia menganggur. Negeri ini telah melewati
jalan berat demi masuk Uni Eropa.
"Eropa adalah
tentang bekerja, bekerja, bekerja, tak ada kesenangan, tak ada
kehangatan," kata Agata Miletic, ibu tujuh anak yang menghadiri perayaan
itu.
"Manakala Anda mendengar sejumlah negara
ingin keluar dari Uni Eropa, maka mereka itu adalah yang tidak punya
uang, Anda tak bisa optimistis lagi."
Musik pop
dan tradisional menyatu dalam perayaan penuh warna ini. Van Rompuy dan
Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso adalah diantara dari 170
pejabat asing yang menghadiri perayaan ini, termasuk 15 kepala negara
dan 13 perdana menteri.
Yang tak hadir adalah Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyatakan terlalu sibuk untuk bisa menghadiri perayaan itu.
Media
Kroasia mengaitkan ketidakhadiran Merkel ini dengan seorang mantan
anggota dinas rahasia Kroasia yang diburu Jerman, demikian Reuters. (Ant)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura