Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Jakarta- Mungkin
teka-teki itu akan terjawab. Teki politik yang masih menjadi misteri. Siapa
yang akan dipilih Mega menjadi penerus Bung Karno, sesudah dia lengser dari
dunia politik. Ini juga akan terkait dengan siapa yang bakal diusung PDIP
sebagai calon presiden mendatang, di tahun 2014?
Belakang ini begitu
ramai berbagai kalangan yang ingin manusia 'jadi-jadian', dan tiba-tiba namanya
melesat bagai 'meteor', memenuhi jagad politik Indonesia, dan namanya terus
membubung tinggi, yaitu Jokowi. Sampai ada kelompok PDIP Projo (PDIP
Pro-Jokowi), dan mereka ini sudah kebelet, Jokowi jadi presiden Indonesia.
Memang, Megawati masih
memperlihatkan kepercayaannya kepada Jokowi. Selain sering hadir bersama dalam
satu acara, bepergianpun Megawati selalu dalam kendaraan yang sama dengan
Jokowi. Selain itu, Jokowi sering diajak makan di kediaman Megawati, Jl.Teuku
Umar, Jakarta Pusat.
Tapi belakangan
pemandangan seperti ini berkurang. Pernyataan dukungan Megawati terhadap Jokowi
untuk menjadi Capres 2014, juga makin jarang didengar. Sejumlah kader PDIP
menangkap kesan, ada perubahan secara mendasar dalam sikap Megawati menghadapi
Pilpres 2014.
Megawati mulai
terpengaruh oleh sanjungan. Terutama yang datang dari partai yang sejatinya
berkepentingan menjegalnya. Megawati pun mulai tergoda. Situasi ini kemudian
memicu lahirnya gerakan internal yang menamakan diri Pro Joko Widodo (Projo).
Dimana mereka tidak menginginkan PDIP mencalonkan figur lain kecuali Jokowi.
Namun nampaknya
persoalan lain yang muncul dalam benak Megawati - soal kadar nasionalisme ala
Bung Karno. Megawati ragu apakah Jokowi merupakan pemimpin yang membawa titisan
Bung Karno?
Keraguan Megawati masuk
akal. Sebab dari berbagai sudut manapun dilihat, tak sedikitpun yang ada dalam
penampilan Jokowi, mencerminkan adanya "semangat Bung Karno" dalam
dirinya. Jokowi, belum memperlihatkan sebagai sosok, yang dapat diharapkan
menjadi penerus cita-cita ideologi Bung Karno.
Megawati sesunguhnya
hanya percaya pada dirinya. Mungkin kepada Puan Maharani dan Prananda Prabowo.
Keduanya merupakan anak biologis Megawati. Sebagai anak biologis, tentu saja
mereka mewarisi darah Bung Karno, dan diharapkan mewarisi ideologi marhaenisme
Bung Karno. Tapi, siapa yang mampu, seperti Bung Karno, anak keturunan Mega.
Benar-benar dalam dilema.
Sejatinya, Puan Maharani
ataupun Prananda yang dipilih Megawati sebagai Capres, masih terlalu dini,
karena kemampuan keduanya mengartikulasikan ideologi Bung Karno, yang tertera
dalam 'Tri Sakti', menjadi bangsa mandiri dibidang politik, ekonomi, dan memiliki
budaya luhur, tanpa tercemar budaya asing, tak gampang.
Memang, tak ada
jaminan mereka pun akan mampu memperjuangkan cita-cita Bung Karno. Bahkan
pertanyaan paling penting, apakah Puan atau Prananda sudah bisa
merepresentasikan "kharisma Bung Karno"?
Benar saat ini sebagian
rakyat memang rindu kehadiran pemimpin berkharisma seperti Bung Karno. Tapi
kharisma itu belum terlihat pada kedua anak Megawati.
Sekalipun Puan dan
Prananda merupakan keturunan Bung Karno, rekam jejak mereka sebagai generasi
penerus pejuang cita-cita Bung Karno, belum terekam dalam memori publik.
Jokowi hanya pantas
menjadi 'boneka' konglomerat hitam Cina, sebangsa James Riyadi, dan tidak bakal
mampu melindungi bangsanya. (afgh/dbs/voa-islam.com)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura