Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
![]() |
Ist |
Ibu Risma, wali kota Surabaya, yang bertekad menutup lokalisasi prostitusi Dolly di Surabaya, punya banyak cerita dari hasil blusukannya di lokalisasi tersebut.
Di balik gemerlap dunia seks bebas, sejumlah fakta sosial yang menyedihkan dia temukan dan semakin menguatkan tekadnya untuk menutup tempat tersebut.
Fakta tersebut beberapa kali diceritakan wali kota perempuan pertama Surabaya itu di sejumlah forum. Tak terkecuali, dia tuturkan masalah tersebut saat sosialisasi penutupan kompleks lokasi prostitusi Dolly dan Jarak di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (27/2/2014) sore.
Tidak jarang, mata Risma berkaca-kaca ketika bercerita. Misalnya, saat dia mendatangi salah satu pekerja seks komersial yang sudah berumur 60 tahun di suatu wisma lokasi prostitusi di Surabaya, Jawa Timur.
Kepada perempuan itu, Risma bertanya apakah masih ada pelanggan yang menggunakan jasanya. "Ada bu. Ya anak-anak SD dan SMP yang biasa ke sini," ujar Risma menirukan jawaban perempuan tua tersebut.
Risma mengaku sontak terdiam karena terkejut mendengar jawaban itu. Namun, di hatinya pun seketika bangkit semangat dan tekad untuk menutup semua lokasi prostitusi di Surabaya.
Lain lagi cerita ketika Risma mendengar seorang bocah dipukuli warga di sekitar lokasi prostitusi karena kedapatan mencuri. Saat ditanya, anak itu mengaku mencuri untuk membeli makanan.
Kepada warga, anak itu mengatakan sudah beberapa hari tak makan. Ditanya apakah tak mendapat makan dari keluarganya, bocah itu pun bercerita bahwa kedua orangtuanya sudah berpisah.
Cerita yang kemudian sampai ke telinga Risma, ayah dari anak itu meninggalkan istrinya dan memilih hidup bersama penyanyi kafe di kompleks lokasi prostitusi Dolly.
Anak ini, kata Risma, adalah korban problematika keluarga akibat perselingkuhan di lokasi prostitusi. "Padahal, anak itu juga berhak hidup layak seperti anak-anak pada umumnya," ujar Risma.
Sebelum bulan Ramadhan tahun ini, Risma menargetkan sudah bisa menutup lokasi prostitusi Dolly dan Jarak. Dua lokasi prostitusi itu akan dikembangkan menjadi pusat perekonomian, sedangkan para mantan pekerja seks komersial di sana pun akan dilatih dan diberi modal usaha. (kompas/ds/nbw)
Tidak jarang, mata Risma berkaca-kaca ketika bercerita. Misalnya, saat dia mendatangi salah satu pekerja seks komersial yang sudah berumur 60 tahun di suatu wisma lokasi prostitusi di Surabaya, Jawa Timur.
Kepada perempuan itu, Risma bertanya apakah masih ada pelanggan yang menggunakan jasanya. "Ada bu. Ya anak-anak SD dan SMP yang biasa ke sini," ujar Risma menirukan jawaban perempuan tua tersebut.
Risma mengaku sontak terdiam karena terkejut mendengar jawaban itu. Namun, di hatinya pun seketika bangkit semangat dan tekad untuk menutup semua lokasi prostitusi di Surabaya.
Lain lagi cerita ketika Risma mendengar seorang bocah dipukuli warga di sekitar lokasi prostitusi karena kedapatan mencuri. Saat ditanya, anak itu mengaku mencuri untuk membeli makanan.
Kepada warga, anak itu mengatakan sudah beberapa hari tak makan. Ditanya apakah tak mendapat makan dari keluarganya, bocah itu pun bercerita bahwa kedua orangtuanya sudah berpisah.
Cerita yang kemudian sampai ke telinga Risma, ayah dari anak itu meninggalkan istrinya dan memilih hidup bersama penyanyi kafe di kompleks lokasi prostitusi Dolly.
Anak ini, kata Risma, adalah korban problematika keluarga akibat perselingkuhan di lokasi prostitusi. "Padahal, anak itu juga berhak hidup layak seperti anak-anak pada umumnya," ujar Risma.
Sebelum bulan Ramadhan tahun ini, Risma menargetkan sudah bisa menutup lokasi prostitusi Dolly dan Jarak. Dua lokasi prostitusi itu akan dikembangkan menjadi pusat perekonomian, sedangkan para mantan pekerja seks komersial di sana pun akan dilatih dan diberi modal usaha. (kompas/ds/nbw)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura