Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Blak-Blakan,
Nasional
Penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abdullah Hehamahua prihatin banyaknya kasus korupsi di negeri ini.
Apalagi
kasus korupsi tersebut tak jarang menimpa para pejabat muslim,
tokoh-tokoh Islam, dari mulai menteri agama, anggota dewan hingga
pimpinan partai Islam.
Ia
berpandangan korupsi bisa menimpa siapa saja tak terkecuali tokoh Islam
lantaran sistem di negeri ini yang bisa menjerat seseorang terlibat
korupsi.
“Ada
yang disebut korupsi sistemik. Jadi sistem itu sendiri membuat orang
korupsi. Ada hadits, kata Rasulullah pemilik unta yang tidak diikat
untanya jika dicuri tidak dihudud tapi hukuman tahdzir. Dalam Islam kan
orang mencuri potong tangan, tapi dalam kasus ini tidak dipotong
tangannya tapi ditahdzir dengan hukuman dari hakim. Hal ini karena
pemilik unta menciptakan suasana yang kondusif, memprovokasi orang
sehingga tergoda,” kata Abdullah Hehamahua, Sabtu (23/3/2013).
...Ada yang disebut korupsi sistemik. Jadi sistem itu sendiri membuat orang korupsi...
Abdullah
menjelaskan, bahwa penyebab korupsi ada dua, yakni adanya niat dan
kesempatan. Ia menilai korupsi yang menimpa para tokoh Islam itu
disebabkan lantaran sistem negeri ini yang membuat mereka terlibat.
“Dalam
ilmu korupsi, korupsi itu penyebabnya dua; niat dan kesempatan. Niat itu
domain individu, kesempatan itu sistem. Jadi menteri agama, tokoh-tokoh
agama, partai Islam mereka tidak berniat korupsi tetapi sistem itu
sedemikian yang sedemikian rupa,” jelasnya.
Selain
itu, mereka yang terjerat kasus korupsi terkadang tak mengerti hukum
tentang korupsi itu sendiri. Abdullah mencontohkan soal gratifikasi yang
banyak diterima para pejabat.
“Teman-teman
ini berangkat karena tidak mengerti hukum korupsi itu sendiri. Seperti
misalnya apakah boleh terima hadiah, gratifikasi boleh. Padahal
sebenarnya ada haditsnya, pejabat yang menerima hadiah itu sama dengan
mencuri. Atau dalam hadits yang lain, seseorang yang aku berikan
pekerjaan lalu dari pekerjaan itu mendapatkan uang, maka penghasilan di
luar itu hulul, hulul itu korupsi,” paparnya.
Ia pun
menegaskan, dalam Islam mereka yang menyuap, disuap maupun mediator
berdosa dan masuk neraka. “Penyuap, yang disuap, mediator ketiganya
masuk neraka,” tandasnya.(voa-islam.com)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura