Mengapa Berbelanja di Infomadura.com?Aman, banyak pilihan dan terpercaya

Customer Service

Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500

Fanpage

InfoMadura.com | Media Bersama | Kebanggaan Indonesia

Dapatkan kemudahan Bertransaksi Online di infomadura.com

Comments

Template Information

KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Nasional || | WORD NEWS

Otomotif

Blak-Blakan
KDRT
AURA WISATA

INFO UTAMA

Pedoman Media Siber

Trending Topic

Travelers Choice Beaches 2014

Pages

ADVERTISEMENT

Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com Email kami: maduraexposenews@gmail.com

serba - serbi

Sport

Fokus Jatim

Entertainment


Featured Post 6

Press Realise

Sosial - Politik


Powered by Blogger.
Kartini-Kartini di Era Globalisasi Catatan Seputar Wanita Kita|manusia...

Pertanian Tradisional di Asia Tenggara Tersingkir oleh Bisnis Besar

Dr. Kathleen Gillogly, antropolog AS di Universitas Wisconsin di Kenosha, Wisconsin, pernah melakukan penelitian terhadap pertanian tradisional di Asia Tenggara (foto: courtesy).
Dr. Kathleen Gillogly, antropolog AS di Universitas Wisconsin, mengamati fenomena hilangnya lahan-lahan pertanian tradisional karena diambil alih oleh bisnis pertanian besar di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.

WASHINGTON DC — Banyak petani di daerah-daerah pedesaan di negara-negara Asia Tenggara bergantung pada penjualan produk pertanian yang mereka hasilkan untuk menafkahi keluarga. Tetapi, lahan-lahan pertanian tradisional ini kini banyak diambil alih oleh bisnis-bisnis pertanian yang besar; sebagai contoh, perkebunan kelapa sawit di Indonesia, Malaysia dan Thailand.

Dr. Kathleen Gillogly, antropolog Amerika di Universitas Wisconsin di Kenosha, Wisconsin, memaparkan fenomena petani dan pertanian di Asia Tenggara.

Di banyak wilayah Asia Tenggara yang miskin, lahan yang tandus, terbatasnya suplai bibit dan berbagai faktor lain, menjadi kendala bagi pertanian yang sukses. Sebagai konsekuensinya, menjadi sebab kemiskinan di negara-negara sedang berkembang.

Kemajuan teknologi pertanian dapat memperbaiki kondisi lahan, mempermudah proses cocok-tanam dan mendongkrak hasil panen, tetapi, ternyata, teknologi tidak selalu membawa keberuntungan langsung bagi para petani, seperti dikemukakan antropolog Kathleen Gillogly.

“Perkembangan pertanian dapat meningkatkan hasil, tetapi kadang-kadang mengorbankan apa yang disebut keseimbangan hidup. Para petani miskin kebanyakan hanya berusaha menafkahi keluarga mereka dan menabung sedikit. Mereka tidak mampu menggunakan teknologi baru, dan orang-orang inilah yang biasanya kehilangan lahan, kemudian pindah ke kota dan menjadi buruh,” papar Kathleen.

Di sebagian wilayah, problem infrastruktur jalanan merintangi kemampuan petani untuk menjual panen mereka, padahal transportasi adalah komponen kunci bagi pengembangan pertanian. Sehingga, meski hasil panen berlimpah, petani tak dapat menjual hasil panen dan memetik keuntungan. Namun, ternyata, ada lagi masalah lain, ungkap Kathleen Gillogly.


“Apa yang lazim terjadi di kawasan Asia Tenggara, sementara meluasnya komersialisasi pertanian, adalah  seringnya tindakan pengambil-alihan tanah, sehingga banyak orang kehilangan tanah mereka karena diambil bisnis-bisnis pertanian. Ini menimbulkan masalah,” ujarnya.

Ditanyakan, apakah para pekerja relawan dari organisasi-organisasi lokal maupun internasional, seperti CARE International, Oxfam International, dan Peace Corps, dapat membantu meningkatkan mutu kehidupan para petani miskin di negara-negara sedang berkembang ini?

Dr. Gillogly yang pernah mengabdi di Thailand selama tiga tahun ini, mengisahkan pengalamannya.

"Apa yang diinginkan warga setempat adalah merasakan bahwa para pendatang atau peneliti menjadi anggota masyarakat. Jadi, kalau saya dapat memberi pertolongan kepada anak-anak mereka, seperti mengantar dan menjemput anak-anak itu dari sekolah di kota, saya lakukan. Kebanyakan, anak-anak itu belajar membaca dan menulis bahasa Thailand, dan karena saya bisa berbahasa Thailand, saya dapat banyak menolong mereka.”

Lebih jauh, Gillogly bercerita tentang bagaimana dia hidup di tengah-tengah masyarakat etnis Lisu di Thailand utara: “Jika mereka pergi menuai padi, saya menolong mereka menuai, dan kami bercakap-cakap. Jika ada upacara, saya turut serta, seperti pergi ke pesta kawin, membantu apa yang mereka minta saya lakukan, pergi ke rapat kampung, dan sebagainya. Pokoknya, berusaha menempatkan diri, ngobrol dengan warga setempat, sambil melakukan berbagai hal. Saya juga berusaha membantu memberi informasi yang mereka butuhkan; apa saja yang mereka perlukan dan yang dapat saya lakukan."

Antropolog Kathleen Gillogly yang fokus penelitiannya  adalah  perkembangan pertanian di Asia Tenggara, khususnya di Kamboja, Laos, Thailand, dan Vietnam ini, pernah pula mengabdi selama empat tahun di Kepulauan Solomon, Samudera Pasifik, sebagai relawan Peace Corps. Katanya, dewasa ini, dunia seakan sebuah desa global,  pengertian antar bangsa dan budaya mesti dijalin dan digalakkan lebih erat.  Kebudayaan sesuatu bangsa mungkin terlihat aneh bagi bangsa lain, terutama saat pertama kali bersentuhan, tetapi, tandas Gillogly, bila kita saling mendengarkan, kita akan dapat saling memahami.

Dua tahun lalu, Gillogly, bersama koleganya Dr. Kathleen M. Adams, antropolog dari Universitas Loyola, Chicago, menyunting sebuah antologi esei yang menjadi “bestseller” berjudul: “Everyday Life in Southeast Asia,” diterbitkan oleh Indiana University Press. Buku ini menjadi acuan bermanfaat, baik bagi kalangan akademisi maupun pembaca umum di Asia Tenggara, dan juga terbit dalam versi elektronik atau ‘ebook.’ Selain itu, dapat pula dipinjam melalui program Project Muse,  bagi mahasiswa dan dosen, yang perguruan tinggi mereka memiliki akses kepada Project Muse. (voa)

PEMESANAN : Pertanian Tradisional di Asia Tenggara Tersingkir oleh Bisnis Besar

NAMA PRODUK :

Pertanian Tradisional di Asia Tenggara Tersingkir oleh Bisnis Besar


CARA PEMESANAN :

Untuk Pembelian Atau Pemesanan Bisa Melalui Telepon Langsung Atau Untuk Pemesanan Cepat Dengan Hanya SMS Customer Service Kami.

No. Operator Call Center Yang Bisa Dihubungi
SIMPATI 0813 - XXXXXXXX
XL AXIATA 0819 - XXXXXXX
PIN BB BBM ANDA

Pemesanan Luar Kota / Luar Pulau / Luar Negeri Bisa Transfer Di Rekening Kami

No.
Bank
No. Rekening
Atas Nama
1
No. Rekening
Pemilik Rekening
2
No. Rekening
Pemilik Rekening
3
No. Rekening
Pemilik Rekening
4
No. Rekening
Pemilik Rekening
Atau Pengiriman Uang Via Wesel Dan Western Union ( Untuk Luar Negeri ) Dan Setelah Anda Transfer Bisa Konfirmasikan Kembali Kepada Kami Via SMS Dengan Menyertakan Nama Lengkap, Alamat Lengkap, Produk Yang Anda Pesan, Jumlah Pembayaran, Bank Tujuan.

CONTOH FORMAT PEMESANAN :


An. Dul Kemplu, Jl. Lintas Akherat No.17 Rt 05/06, Kec. Sehat Kel. Tentram Kab. Bahagia Dunia Akherat Kode Pos 42443 Hp. 0813 XXXXXX, Pertanian Tradisional di Asia Tenggara Tersingkir oleh Bisnis Besar ( Paket Terbungkus Rapi Demi Menjaga Privasi Anda ), Rp. 50.000,- Bank BNI

JASA PEMESANAN :


Uang Masuk Pesanan Langsung Kami Kirim Hari Itu Juga Melalui Jasa Pengiriman :

toko online produk berkualitas dengan harga murah dan pelayanan cepat

Sesuai Kesepakatan Dalam 1-6 Hari Sampai Ditempat anda ( Tergantung Alamat Anda ) dan Kami Pastikan Pesanan Kami Kirim Sesuai Pesanan Anda Dan Alamat Tujuan Anda,
dan setelah Pesanan kami kirim akan segera kami konfirmasikan no. resinya kepada anda, dan anda bisa cek langsung pengiriman barang anda di JNE ONLINE Dan TIKI ONLINE atau POS INDONESIA
Ongkos Kirim Sesuai Daerah Anda :

Rp. 10.000 - Rp. 20.000 Untuk Daerah Pulau Jawa.
Rp. 30.000 - Rp. 50.000 Untuk Daerah Luar Pulau Jawa.
Rp. 50.000 - Rp. 100.000 Untuk Daerah Papua Dan Sekitarnya.
(Tergantung Berat Barang)

Apabila Barang Tidak Kami Kirim Dalam 2 Hari, 100% Uang Anda Kami Kembalikan.

Terima Kasih atas kepercayaannya membeli produk berkualitas kami
.:: TONNY JUALAN ::.

Technology

Jejak Kasus

FASHION


© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
ENTERTAINMENT

Teknologi

ss