Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Infomadura, Jakarta| PDI Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden. Pencalonan Jokowi menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendry Satrio, pencalonan Jokowi terlalu terburu-buru.
"Pendeklarasian Jokowi sebagai capres PDIP semacam menjadi sebuah pertaruhan beresiko untuk PDIP dan Megawati sebagai pemberi mandat. Karena bila Jokowi kalah, akan membawa dampak negatif terhadap PDIP dan Jokowi sendiri baik dari segi tren dan popularitas. Harus diketahui, secara tren memang Jokowi di atas angin, namun untuk kinerja dan pengalaman masih kalah dengan calon lain," kata Hendry dalam keterangan pers kepada merdeka.com, Senin, (17/3).
Hendry menilai langkah yang diambil partai berlogo banteng itu sebagai ketakutan PDIP. Jika Jokowi tidak dicalonkan pada pemilu tahun ini, maka diperkirakan PDIP mendapatkan suara yang rendah. Sehingga, lawan-lawan politik PDIP dapat memanfaatkan momentum ini.
"Ada kesan ketakutan PDIP akan kalah di pemilu legislatif sehingga memakai kartu truf yakni Jokowi sebagai alat untuk menambah suara," katanya.
"Namun, langkah ini juga sebenarnya menguntungkan partai-partai lainnya, khususnya partai yang belum memutuskan presiden seperti Demokrat, karena bisa mengatur lagi strategi pemenangannya," tambah dia. (merdeka)
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Hendry Satrio, pencalonan Jokowi terlalu terburu-buru.
"Pendeklarasian Jokowi sebagai capres PDIP semacam menjadi sebuah pertaruhan beresiko untuk PDIP dan Megawati sebagai pemberi mandat. Karena bila Jokowi kalah, akan membawa dampak negatif terhadap PDIP dan Jokowi sendiri baik dari segi tren dan popularitas. Harus diketahui, secara tren memang Jokowi di atas angin, namun untuk kinerja dan pengalaman masih kalah dengan calon lain," kata Hendry dalam keterangan pers kepada merdeka.com, Senin, (17/3).
Hendry menilai langkah yang diambil partai berlogo banteng itu sebagai ketakutan PDIP. Jika Jokowi tidak dicalonkan pada pemilu tahun ini, maka diperkirakan PDIP mendapatkan suara yang rendah. Sehingga, lawan-lawan politik PDIP dapat memanfaatkan momentum ini.
"Ada kesan ketakutan PDIP akan kalah di pemilu legislatif sehingga memakai kartu truf yakni Jokowi sebagai alat untuk menambah suara," katanya.
"Namun, langkah ini juga sebenarnya menguntungkan partai-partai lainnya, khususnya partai yang belum memutuskan presiden seperti Demokrat, karena bisa mengatur lagi strategi pemenangannya," tambah dia. (merdeka)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura