Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Agrobisnis,
Berita
Siklus serangan wereng batang coklat (WBC) padi berkisar antara 4-8 tahunan. Puncak serangan tahunan kali ini terjadi pada 2011 yang lalu. Namun perlu diperhatikan, bahwa puncak serangan WBC 2011 itu, kemungkinan terdorong oleh terjadinya lanina (penghujan yang panjang). Demikian dijelaskan oleh peneliti BPTP Jatim, Ir. Handoko, MSi.
Oleh karena itu, petani tidak boleh lengah untuk selalu memantau dan melakukan pengendalian segera tanaman padinya. Sebab, meski luasannya sempit, telah dilaporkan terjadi serangan WBC di Lamongan beberapa minggu lalu.
Mulai dari pencegahan sampai dengan pengendalian, BPTP Jatim telah memberikan rekomendasi secara umum, yaitu: (a) Tanam varietas tahan wereng coklat, (b) Tanam serempak, selang waktu tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 3 minggu, (c) Pergiliran varietas, gunakan yang berumur genjah, (d) Setiap varietas tidak ditanam lebih dari 2 kali berturut-turut dalam setahun, diselingi tanaman palawija, (e) Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi keparahan akibat serangan hama wereng coklat, dan (f) Pada tanaman terserang, keringkan petakan 3-4 hari. Lahan bebas dari tungguh jerami, segera setelah panen tunggul jerami disingkirkan dari lahan atau segera dibajak.
Salah seorang peneliti BPTP Jatim lainnya, Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud, memberikan teknik lebih rinci pengendalian WBC, terutama apabila terjadi serangan pada fase pengisian gabah. Teknik itu merupakan pembaruan dan perbaikan terhadap praktik yang dilakukan petani. Selain itu, diarahkan agar tidak meluas ke tanaman sehat. Untuk itu Mahfud memberikan saran sbb.:
Salah seorang peneliti BPTP Jatim lainnya, Prof.Dr. Moh. Cholil Mahfud, memberikan teknik lebih rinci pengendalian WBC, terutama apabila terjadi serangan pada fase pengisian gabah. Teknik itu merupakan pembaruan dan perbaikan terhadap praktik yang dilakukan petani. Selain itu, diarahkan agar tidak meluas ke tanaman sehat. Untuk itu Mahfud memberikan saran sbb.:
- Amati populasinya pada pangkal batang, bila sedikit atau rendah (kurang dari 10 ekor per rumpun), tanaman disemprot menggunakan agensia hayati dengan larutan jamur Verticillium dan Beauveria
- Apabila populasinya tinggi (lebih dari 10 ekor per rumpun), pasang lampu perangkap (seperti pada gambar di bawah) pada pematang (1 ha dipasang 10 lampu perangkap), diikuti dengan menyemprot tanaman menggunakan insektisida anjuran (misalnya Abuki 50 SL dan Virtako 300 SC). Penyemprotan insektisida sebaiknya dimulai jam 09.00 atau sore hari
- Jika dipandang perlu, lakukan panen segera (panen dini) untuk menghindari gagal panen.
Lebih lanjut Mahfud menjelaskan, bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pengendalian WBC di atas. Pertama, dalam penyemprotan (baik agensia hayati maupun insektitisa), arahkan nozle sprayer ke pangkal batang. Sebab, WBC bergerombol di pangkal batang padi. Kedua, pengendalian WBC hendaknya dilakukan serentak dalam hamparan. Sebab, petak yang tidak dilakukan pengendalian, akan menjadi sumber bagi petak yang dikendalikan. Dengan demikian, kedua hal itu akan meningkatkan efektivitas tindakan pengendalian, sekaligus menghindarkan kesia-siaan, tegasnya.
(Sumber:jatim.litbang.deptan.go.id/ilustrasi foto:m.tribunnews.com )
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura