Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Hujan lebat dalam satu minggu terakhir menyebabkan puluhan hektar tanaman padi di Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur terendam banjir. Sehingga sejumlah petani di wilayah tersebut terancam gagal panen.
”Tanaman padi yang terendam banjir tidak menutup kemungkinan akan membusuk. Sehingga, harus ditanami bibit kembali,” ujar Junaidi, salah seorang petani warga setempat, Kamis (4/7).
Menurutnya, lahan pertanian padi yang terendam banjir diperkirakan mencapai 30 hektare. Luas lahan yang cukup banyak tersebut tentu saja merugikan petani. Apalagi, dalam satu hektar biaya tanam tidaklah sedikit, harus mengeluarkan kocek hingga puluhan juta rupiah.
”Kami mengalami kerugian yang cukup banyak. Dalam satu hektar tanaman padi, harus mengeluarkan biaya hingga Rp6 juta. Itupun kalau satu kali tanam, jika hingga tiga kali tanam, maka berapa dana yang harus kami keluarkan untuk biaya tersebut?,” ujarnya seraya bertanya sambil melihat padi-padinya yang terendam banjir.
Dia menambahkan, dirinya dan warga lain bukan hanya satu kali tanam padi akibat hujan, tetapi sudah tiga kali. Namun, tiga kali pula tanaman padinya terendam banjir.
”Selain karena memang diguyur hujan, saluran air diwilayah ini agak sempit. Menyempitnya saluran air ini terjadi sejak ada lahan penggaraman milik perusahaan garam di sumenep,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah daerah agar melakukan pelebaran terhadap saluran air di wilayah tersebut. Sehingga, para petani tidak dihantui rasa takut terendam banjir lagi saat akan melakukan cocok tanam padi selanjutnya.
Sumber:aktual.co
”Tanaman padi yang terendam banjir tidak menutup kemungkinan akan membusuk. Sehingga, harus ditanami bibit kembali,” ujar Junaidi, salah seorang petani warga setempat, Kamis (4/7).
Menurutnya, lahan pertanian padi yang terendam banjir diperkirakan mencapai 30 hektare. Luas lahan yang cukup banyak tersebut tentu saja merugikan petani. Apalagi, dalam satu hektar biaya tanam tidaklah sedikit, harus mengeluarkan kocek hingga puluhan juta rupiah.
”Kami mengalami kerugian yang cukup banyak. Dalam satu hektar tanaman padi, harus mengeluarkan biaya hingga Rp6 juta. Itupun kalau satu kali tanam, jika hingga tiga kali tanam, maka berapa dana yang harus kami keluarkan untuk biaya tersebut?,” ujarnya seraya bertanya sambil melihat padi-padinya yang terendam banjir.
Dia menambahkan, dirinya dan warga lain bukan hanya satu kali tanam padi akibat hujan, tetapi sudah tiga kali. Namun, tiga kali pula tanaman padinya terendam banjir.
”Selain karena memang diguyur hujan, saluran air diwilayah ini agak sempit. Menyempitnya saluran air ini terjadi sejak ada lahan penggaraman milik perusahaan garam di sumenep,” imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah daerah agar melakukan pelebaran terhadap saluran air di wilayah tersebut. Sehingga, para petani tidak dihantui rasa takut terendam banjir lagi saat akan melakukan cocok tanam padi selanjutnya.
Sumber:aktual.co
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura