SUMENEP, MADURATANI.com- Meski pelaksanaan prosesi dan pawai
budaya Hari Jadi Sumenep yang ke 744 terbilang tak ada kendala, namun sejumlah
kalangan mengaku sangat miris dengan banyaknya wisatawan asing yang datang dengan
menggunakan pakaian ketat yang memamerkan aurat mereka semisal menggunakan
celana pendek ketat dan pakaian terbuka.
“Mestinya panitia memberikan aturan agar para wisatawan
maupun para tamu manca negera itu menggunakan pakaian yang disesuaikan dengan
tajuk acara. Apalagi acaranya di depan masjid jami’ Sumenep.
Jadi sangat tidak
etis menggunakan pakaian yang mengumbar aurat di sebuah acara agung mengenang
raja-raja Sumenep. Acaranya juga didepan Masjid Jami', kenapa nggak dianjurkan pake busana adat saja para wisman itu”, kritik Lukman, salah
satu tokoh yang kebetulan hadir dalam Prosesi dan Pawai Budaya Hari Jadi
Sumenep yang ke 744, Sabtu (2/11/2013).
Meski memilih model berpakaian itu hak semua orang, tapi
lajutnya, sangat tidak elok menggunakan pakaian yang mengumbar aurat di sebuah
acara sacral. Mestinya panitia memberikan batasan agar para wisatawan
mancanegara itu menggunakan pakaian yang menyesuaikan dengan adat Sumenep.
“Kalau di acara kunjungan pariwisata pantai mungkin masih
ditolerir, ini khan acara mengenang raja-raja Sumenep, yo mestinya pakaiannya
yang sopan dong. Ini kok malah dibiarkan oleh panitia”, tandasnya. (tim)
