Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
INFOMADURA,
PAMEKASAN|Proyek penanganan abrasi di pantai utara Kabupaten Pamekasan di dua
lokasi, masing-masing di Desa Tlonto Rajeh di Kecamatan Pasean, dan Desa
Tamberu di Kecamatan Batumarmar, ambruk dan terseret ombak.
![]() |
KOMPAS.com/Taufiqurrahman Tangkis laut yang dibangun di dua lokasi di pantai utara Kabupaten Pamekasan, terseret ombak karena tak mampu menahan kerasnya hantaman ombak. |
Proyek berbentuk tangkis laut itu baru dikerjakan pada awal Desember 2013 lalu
itu. Tangkis penahan ombak itu, hanya dibuat dari tanah yang dibungkus karung.
Melihat kejadian itu, warga menilai penanganan abrasi pantai di dua lokasi itu tidak berdampak. Rumah-rumah warga semakin hari semakin kritis karena hantaman ombak terus membesar selama dua bulan ke depan.
Marnoto, warga Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean, mengatakan bahwa sejak awal, warga tidak yakin tangkis itu akan kuat menahan terjangan ombak. Ketika kali pertama tangkis dipasang, ombak dan angin masih kecil. Namun memasuki bulan Januari, tinggi ombak mencapai 4 meter dan disertai angin kencang.
"Tangkis tanah yang dipasang lebih banyak keseret ombak daripada sisanya karena terbuat dari tanah. Andaikan pakai batu gunung, bisa kuat," kata Marnoto, Senin (20/1/2013).
Marnoto menjelaskan, warga yang rumahnya belum terkena penanganan tangkis laut harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli batu gunung. Sebab, jika tidak segera ditangani sendiri, ada 20 rumah yang kondisinya kritis dan terancam ambruk.
"Setiap tahun saya dan warga lainnya menghabiskan uang jutaan untuk membeli batu gunung sebagai penahan ombak. Jika tidak, rumah warga bisa ambruk," ungkap Jumaina, warga Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean.
Jumaina berharap, proyek tangkis yang dikerjakan pemerintah tidak menggunakan tanah agar tidak habis terseret ombak. Tangkis batu milik warga saja terseret ombak, apalagi yang menggunakan tanah.
Ismail, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa tangkis laut yang terseret itu harus tetap diperbaiki.
Soal penggunaan tanah dibungkus karung sebagai tangkis, bukan kewenangannya untuk mengomentari. Hal itu sudah berdasarkan perencanaan instansi teknis, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.
Pihaknya hanya mengajukan permohonan anggaran penanganan bencana abrasi di dua lokasi itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada akhir tahun 2013 kemarin. Dari pengajuan itu, turun anggaran sebesar Rp 40 miliar untuk dua lokasi.
"Nanti akan kami koordinasikan dengan instansi teknis, terkait informasi tangkis yang terseret ombak itu," tandasnya.
Melihat kejadian itu, warga menilai penanganan abrasi pantai di dua lokasi itu tidak berdampak. Rumah-rumah warga semakin hari semakin kritis karena hantaman ombak terus membesar selama dua bulan ke depan.
Marnoto, warga Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean, mengatakan bahwa sejak awal, warga tidak yakin tangkis itu akan kuat menahan terjangan ombak. Ketika kali pertama tangkis dipasang, ombak dan angin masih kecil. Namun memasuki bulan Januari, tinggi ombak mencapai 4 meter dan disertai angin kencang.
"Tangkis tanah yang dipasang lebih banyak keseret ombak daripada sisanya karena terbuat dari tanah. Andaikan pakai batu gunung, bisa kuat," kata Marnoto, Senin (20/1/2013).
Marnoto menjelaskan, warga yang rumahnya belum terkena penanganan tangkis laut harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli batu gunung. Sebab, jika tidak segera ditangani sendiri, ada 20 rumah yang kondisinya kritis dan terancam ambruk.
"Setiap tahun saya dan warga lainnya menghabiskan uang jutaan untuk membeli batu gunung sebagai penahan ombak. Jika tidak, rumah warga bisa ambruk," ungkap Jumaina, warga Desa Tlonto Rajeh, Kecamatan Pasean.
Jumaina berharap, proyek tangkis yang dikerjakan pemerintah tidak menggunakan tanah agar tidak habis terseret ombak. Tangkis batu milik warga saja terseret ombak, apalagi yang menggunakan tanah.
Ismail, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa tangkis laut yang terseret itu harus tetap diperbaiki.
Soal penggunaan tanah dibungkus karung sebagai tangkis, bukan kewenangannya untuk mengomentari. Hal itu sudah berdasarkan perencanaan instansi teknis, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.
Pihaknya hanya mengajukan permohonan anggaran penanganan bencana abrasi di dua lokasi itu ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada akhir tahun 2013 kemarin. Dari pengajuan itu, turun anggaran sebesar Rp 40 miliar untuk dua lokasi.
"Nanti akan kami koordinasikan dengan instansi teknis, terkait informasi tangkis yang terseret ombak itu," tandasnya.
Penulis
|
: Kontributor Pamekasan,
Taufiqurrahman
|
Editor
|
: Kistyarini
|
Sumber
|
regional.kompas.com
|
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura