Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Makam Keramat,
Nelson Mandela,
Suara Tani,
yusril
![]() |
Yusril Ihza Mahendra (Antara) |
Kisah menarik antara Calon Pesiden dari Partai Bulan Bintang (PBB) dengan Nelson tersebut, ternyata mengungkap makam kramat dan warga Afrika Selatan, yang menganggap jenazah yang ada dalam kuburan tersebut seorang tokoh besar. Lantas siapa sosok dimaksud?
"Saya tidak ingat persis tahun berapa. Waktu itu saya sudah di Sekretariat Negara. Mensesnegnya almarhum Pak Moerdiono," tutur Yusril, di Jakarta, Sabtu (7/12), membuka kisah dirinya dengan Mandela.]
Waktu itu, ujar Yusril, tak lama setelah dibebaskan dari penjara rezim apartheid Afrika Selatan, Nelson Mandela berkunjung ke Jakarta. Pemerintah Republik Indonesia sangat menghormati Mandela dan mendukung perjuangannya menghapus politik apartheid (politik membeda-bedakan warna kulis) di Afrika Selatan.
Mendela datang ke Jakarta meminta dukungan dalam posisinya sebagai Ketua African National Congress (ANC), sebuah partai politik di Afrika Selatan. Namun Presiden Soeharto menerimanya persis seperti menerima seorang kepala pemerintahan. Soeharto menyambut Mandela seperti menyambut Yasser Arafat, Ketua Fatah, harakat al-tahrir al-watani al-filastini, organisasi pejuang kemerdekaan Palestina.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Soeharto, Mandela bukan hanya meminta dukungan politik, tetapi juga dukungan finansial untuk perjuangannya. Yusril mengaku ingat betul saat itu Pak Harto memberikan uang tunai sejumlah 250 ribu dolar Amerika Serikat kepada Mandela.
Uang sejumlah itu merupakan bantuan pribadi Soeharto kepada Mandela. Yusril mengaku masih ingat, perkataan Moerdiono saat itu. Dia mengatakan, “Gimana ya caranya kita mau bantu. Pemerintah kan tidak bisa kasih uang ke partai di negara lain!”
"Saya ingat peristiwa itu mirip ketika Perdana Menteri Natsir menerima Ben Bella, pejuang Aljazair yang datang ke Jakarta tahun 1950. Ben Bella juga meminta dukungan politik dan finansial. Pemerintah RI memberikan emas beberapa kilogram kepada Ben Bella. Itu cerita Mohammad Natsir kepada saya. Pak Natsir bilang, beliau beli emas di Jalan Kenanga, Senen, untuk diberikan kepada Ben Bella," turut Yusril.
Singkat cerita, ucap Yusril, dirinya pergi ke Afrika Selatan sebagai Menteri Kehakiman Republik Indonesia untuk menghadiri Konvensi PBB. Di benua Afrika itu, ia bertemu Mandela, Yasser Arafat, dan Fidel Castro di Johannesburg.
"Mandela mengatakan kepada saya tentang sebuah kuburan di Robin Island, tempat dia pernah dipenjarakan, yang menjadi misteri baginya," ujar Yusril.
Kemudian, imbuh Yusril, dalam kunjungan kali kedua dirinya ke Afrika Selatan, ia menyempatkan diri mendatangi Robin Island yang terletak di lepas pantai Capetown. Pulau Robin itu rupanya sebuah penjara sejak Belanda menguasai Afrika Selatan pada abad ke-16.
"Di Pulau Robin itulah Mandela dipenjara selama 29 tahun oleh rezim apartheid. Begitu saya mendarat di pulau Robin, persis di depan gerbang penjara, ada sebuah kuburan yang dikeramatkan oleh kaum muslimin di sana," ucap Yusril.
Kemudian, Yusril mendatangi kuburan keramat yang terdapat musholla itu untuk melaksanakan sholat ashar. Beberapa jamaah tertarik melihat kedatangannya di kuburan itu yang banyak sekali asap dupanya.
"Seorang jamaah bertanya kepada saya, apakah saya orang Indonesia. Saya jawab, Ya! Dia mengatakan bahwa dia keturunan Melayu. Orang itu mengatakan, ketika Mandela dibebaskan dari penjara, dia mampir ke kuburan keramat itu. Mandela berkata, 'Apalah artinya saya dipenjara di pulau ini selama 29 tahun, dibanding orang ini, sambil menunjuk ke kuburan keramat itu!" tutur Yusril.
Kemudian orang yang mengaku keturunan Melayu tersebut kembali menuturkan perkataan Mandela. “Orang ini, kata Mandela, saya tidak tahu dari mana asalnya. Nampaknya dia seorang pejuang di negerinya, sehingga dia begitu dihormati. Orang ini dipenjarakan penjajah sampai mati di pulau ini. Dia tak pernah pulang ke negerinya.”
Yusril mengaku tertegun mendengar cerita orang tersebut. Kemudian, ia pun masuk ke makam keramat itu. Di dinding makam itu terdapat tulisan berbagai bahasa. "Saya baca tulisan berbahasa Inggris. Tulisannya mengatakan, 'The grave of Shaikh Mathura, the first man who reading the Holy Qur’an in South Africa',” ujar Yusril.
Atas tulisan itu, Yusril melontarkan pertanyaan kepada orang yang mengaku keturunan Melayu tersebut. “Siapa itu Shaikh Mathura?” ucapnya, kemudian orang itu menjawab, “Nampaknya dia berasal dari negara anda, sama seperti Syeikh Yusuf.”
Setelah itu, Yusril membaca beberapa literatur di Capetown dan akhirnya mengetahui bahwa Shaikh Mathura adalah Cakraningrat IV dari Madura. Dia seorang pangeran di Madura yang melawan Belanda, lalu ditangkap dan dibuang ke Afrika Selatan sampai akhir hayatnya.
"Barulah saya sadar bahwa orang yang kuburannya dikeramatkan orang di Pulau Robin adalah Cakraningrat IV dari Madura. Ketika saya jadi Mensesneg, saya perintahkan Sekretaris Militer Kepresidenan untuk berkoordinasi menelaah riwayat perjuangan Cakraningrat IV. Saya katakan, 'Kalau cukup alasan, maka presiden seyogianya memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Cakraningrat IV',” tutur Yusril.
Yusril mengatakan, Syekh Yusuf al-Makassari sudah diberi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto. Ia pun pernah dua kali menziarahi makam Syeikh Yusuf di Kota Macassar, Afrika Selatan.
Namun sampai saya diberhentikan sebagai Mensesneg, imbuh Yusril, kajian sejarah perjuangan Cakraningrat IV belum selesai. Sampai sekarang, Cakraningrat IV belum diberi status sebagai pahlawan nasional oleh presiden kita. (IS/Gtr/fer)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura