Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Berita,
Bunga Desa,
dunia wanita kita,
pakistan,
perempuan
Perkenalkan Sabatina James, perempuan yang sangat mengagungkan kebebasan berpendapat, hingga dengan berani menolak perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, walau diancam akan dibunuh.
Sabatina beruntung masih bisa hidup hingga di usianya yang ke-30 tahun ini. Itu sesuatu yang harus sangat disyukurinya, karena ia mengalami masa remaja yang jauh dari normal. Di usia 15 tahun, saat itu ia sekeluarga tinggal di kota Linz, Austria, masa dimana kecantikannya sebagai seorang gadis berketurunan Pakistan mulai terlhat, ia harus diam saja menerima perlakuan diskriminatif dari orang tuanya bahwa mengenakan t-shirt dan jeans atau bereksplorasi denganmake up sama halnya seperti pelacur. Itu berlaku juga dengan keinginannya untuk mengikuti ekstrakurikuler kelas berenang dan akting, yang sama saja dianggap sebagai kegiatan hina.
Suasana makin memburuk saat ibunya menemukan buku hariannya dan mengamuk saat mengetahui bahwa Sabatina pernah mencium seorang anak laki-laki yang ditaksirnya di sebuah taman saat pulang sekolah. Ibunya mencekik leher Sabatina, menendang, membenturkannya ke dinding, dan menyebutnya pelacur. Siksaan berikut yang harus dihadapinya adalah: harus mau dijodohkan karena saat ibunya seusianya, juga sudah bersiap menghadapi perjodohan.
Di sinilah perjuangan Sabatina yang sebenarnya dimulai. Ia bukan terlahir sebagai perempuan Pakistan biasa, yang dengan mudah dibungkam saat mulai remaja dan dijodohkan. Ia bertahan pada pendiriannya yang sampai mati tak akan mau dijodohkan, walaupun harus dihajar berkali-kali secara fisik dan verbal, seperti saat ibunya menemukan sebuah t-shirt miliknya yang dianggap terlalu ketat lalu menghukumnya dengan lemparan sepatu ke wajah. Sifat teguh Sabatina dianggap sebagai pembangkangan yang membuat malu keluarganya di hadapan sesama keturunan Pakistan lainnya yang tinggal di Austria, sehingga semakin membuat orangtuanya, ibunya terutama, melakukan cara sekejam mungkin agar perjodohan itu bisa terealisasi.
Bagaimana tidak kejam, kalau ia pernah dipukuli di hadapan banyak mata keluarganya saat berkunjung ke salah satu rumah sanak saudaranya di Pakistan, karena ia dianggap sebagai pelacur akibat diejek dan disoraki sekumpulan laki-laki, padahal baju yang dikenakannya sopan? Setelah ibunya selesai memukulinya, berganti ibunya menyakiti dirinya sendiri sambil berteriak bahwa ia telah melahirkan seorang pelacur.(fimelacom)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura