InfoMadura.com, Surabaya| Penyidik Polrestabes Surabaya meningkatkan status tersangka
berinisial R, pelajar SMA Negeri yang berada di kawasan Benowo, Surabaya
sebagai penjual kunci jawaban ujian Nasional (Unas), setelah melakukan
serangkaian pemeriksaan dari 14 siswa yang dimintai keterangan.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Setija Junianta menjelaskan, setelah
melakukan pemeriksaan dari 15 saksi, petugas mengarahkan pada 1 siswa
yang secara meyakinkan menjadi otak dari tersebarnya kunci jawaban Unas
di kalangan peserta Ujian.
"Penyidik saat ini telah memfokuskan
pemeriksaan lebih mendalam terhadap 1 siswa, setelah sebelumnya
memeriksa 15 siswa lainnya sebagai saksi, sedang statusnya sendiri bisa
meningkat menjadi tersangka," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Setija
Junianta, Jumat (18/4/2014).
Sebagaimana diketahui, polisi
mengamankan dua siswa di kawasan Benowo pada Rabu (16/4/2014) dini hari.
Dan siswa itu masih diberi kesempatan untuk mengikuti Unas, namun yang
seorang siswa melarikan diri dan tidak ikut ujian. “ Anggota kami
semakin curiga terhadapnya, setelah melakukan pendekatan dengan orang
tuanya, kami dapat melakukan pengamanan lagi," lanjutnya.
Usai terungkapnya beredarnya kunci jawaban tersebut, Kapolrestabes
langsung berkoordinasi dengan dinas Pendidikan Provinsi dan Kota
surabaya, serta menghubungi Menteri Pendidikan M Nuh.
"Kami
juga sudah melakukan kontak (telepon) dengan bapak Menteri (Menteri
Pendidikan) bahwa jawaban Unas sendiri baik Diknas maupun siapa saja
belum ada yang tahu, sebab jawaban tersebut akan dikirim satu minggu
usai Unas," tandas Setija menirukan uacapan M Nuh.
Seperti siberitakan sebelumnya, polisi mengamankan dua siswa penyebar kunci jawaban Unas, yang didapat dari temannya saat chating, lembar jawaban tersebut dijual seharga Rp 150 . Dari sini polisi mengamankan 200 lembar kunci jawaban Unas. (eru/ipj)
