Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Berita,
Bunga Desa
INSPIRASI besar memang bisa datang
dari mana saja, termasuk dari film animasi untuk anak-anak. Anda mungkin
tak pernah mengira, sebuah film anime Jepang ternyata bisa mengilhami
penemuan penting yang merevolusi anggapan tak terpatahkan di jagat
transmisi telekomunikasi nirkabel.
(Sumber berita dan foto:bnp2tki/ wisbenbae/Google)
Tapi cerita itulah yang terjadi
pada diri Khoirul Anwar, dosen sekaligus peneliti asal Indonesia yang
bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan
Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang.
Saat terdesak karena harus
mengajukan tema penelitian untuk mendapatkan dana riset, Khoirul memeras
otaknya. Akhirnya ide itu muncul juga dari Dragon Ball Z, film animasi
Jepang yang kerap ia tonton.
Ketika Goku, tokoh utama Dragon
Ball Z, hendak melayangkan jurus terdahsyatnya, 'Genki Dama' alias
Spirit Ball, Goku akan menyerap semua energi mahluk hidup di alam,
sehingga menghasilkan tenaga yang luar biasa.
'Konsep itu saya turunkan
formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian saya,' kata
Khoirul, kepada VIVAnews melalui surat elektroniknya, Jumat 13 Agustus
2010.
Maka inspirasi itu kini mewujud menjadi sebuah paper bertajuk 'A Simple Turbo Equalization for Single Carrier Block Transmission without Guard Interval.'
Khoirul memisalkan jurus Spirit
Ball Goku sebagai Turbo Equalizer (dekoder turbo) yang mampu
mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun
blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat
interferensi gelombang.
Asisten Profesor berusia 31
tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya 'tak mungkin' di dunia
telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak
perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal
terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer-lah yang
akan membatalkan interferensi sehingga receiver bisa menerima sinyal
tanpa distorsi.
Dengan mengenyahkan GI, dan
memanfaatkan dekoder turbo, secara teoritis malah bisa menghilangkan
rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI.
Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk
memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding).
'GI sebenarnya adalah sesuatu
yang ‘tidak berguna’ di receiver selain hanya untuk menjadi pembatas.
Jadi mengirimkan power untuk sesuatu yang ‘tidak berguna’ adalah
sia-sia,' kata Khoirul.
Gagasan ini sendiri, dikerjakan
Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di laboratorium tempat
Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan proyek ke
Kinki Mobile Wireless Center.
Setelah menurunkan formula matematikanya secara konkrit, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk membuat programnya.
Metode ini bisa dibilang mampu
memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi ia bisa diterapkan pada
hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan
cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi
dengan tingkat kompleksitas rendah.
Ia juga bisa diterapkan
Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar
langit, maupun di daerah pegunungan. Sebab di daerah tadi biasanya
gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih
panjang.
Tak heran bila temuan ini
membesut penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada
Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology
Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di
Taiwan.
Kini hasil temuan yang telah
dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal
Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa
telekomunikasi China, Huawei Technology.
***
Ini bukan sukses pertama bagi
Khoirul. Pada 2006, pria asal Kediri, Jawa Timur itu juga telah
menemukan cara mengurangi daya transmisi pada sistem multicarrier
seperti Orthogonal frequency-division multiplexing (OFDM) dan
Multi-carrier code division multiple access (MC-CDMA).
Caranya yaitu dengan
memperkenalkan spreading code menggunakan Fast Fourier Transform
sehingga kompleksitasnya menjadi sangat rendah. Dengan metode ini ia
bisa mengurangi fluktuasi daya. Maka peralatan telekomunikasi yang
digunakan tidak perlu menyediakan cadangan untuk daya yang tinggi.
Belakangan, temuan ini ia
patenkan. Teknik ini telah dipakai oleh perusahaan satelit Jepang. Dan
yang juga membuatnya membuatnya kaget, sistem 4G ternyata sangat mirip
dengan temuan yang ia patenkan itu.
Namun, putra dari pasangan
(almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi itu, tak pernah lupa dengan
asalnya. Hasil royalti paten pertamanya itu ia berikan untuk ibunya yang
kini hidup bertani di Kediri. 'Ini adalah sebagai bentuk penghargaan
saya kepada orang tua, terutama Ibu,' katanya.
Ayah Khoirul meninggal karena
sakit, saat ia baru lulus SD pada 1990. Ibunyalah kemudian berusaha
keras menyekolahkannya, walaupun kedua orang tuanya tidak ada yang lulus
SD.
Sejak kecil, Khoirul hidup dalam
kemiskinan. Tapi ada saja jalan baginya untuk terus menuntut ilmu.
Misalkan, ketika melanjutkan SMA di Kediri, tiba-tiba ada orang yang
menawarkan kos gratis untuknya.
Saat ia meneruskan kuliah di ITB
Bandung, selama 4 tahun ia selalu mendapatkan beasiswa. 'Orang tua saya
tidak perlu mengirimkan uang lagi,' kata Khoirul mengenang masa
lalunya. Otaknya yang moncer terus membawa Khoirul ke pendidikan yang
tinggi.
Ia mendapatkan beasiswa S2 dari
Panasonic, dan selanjutnya beasiswa S3 dari perusahaan Jepang.
'Alhamdulillah, meski saya bukan dari keluarga kaya, tetap bisa sekolah
sampai S3. Saya mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pemberi
beasiswa.' katanya.
***
Sukses di negeri orang tak
membuatnya lupa dengan tanah kelahiran. 'Suatu saat saya juga akan tetap
pulang ke Indonesia. Setelah meraih ilmu yang banyak di luar negeri,'
kata Khoirul.
Di luar kehidupannya sebagai
seorang periset, Khoirul juga mengajar dan membimbing mahasiswa master
dan doktor. Kedalaman pengetahuan agama pria yang sempat menjadi takmir
masjid di SMA-nya itu, juga membawanya sering didaulat memberi ceramah
agama di Jepang, bahkan menjadi Khatib shalat Iedul Fitri.
Tak hanya itu, Khoirul juga
kerap diundang memberikan kuliah kebudayaan Indonesia. 'Keberadaaan kita
di luar negeri tak berarti kita tidak cinta Indonesia, tapi justru kita
sebagai duta Indonesia,' kata dia.
Selama mengajar kebudayaan
Indonesia, ia banyak mendengar berbagai komentar tentang tanah airnya.
Ada yang memuji Indonesia, tentu, ada pula yang menghujat. Untuk yang
terakhir itu, ia biasanya menjawab dalam bahasa Jepang: Indonesia ha
mada ganbatteimasu (Indonesia sedang berusaha dan berjuang).
***
Kini, Khoirul tinggal di Nomi,
Ishikawa, tak jauh dari tempat kerjanya, bersama istrinya, Sri Yayu
Indriyani, dan tiga putra tercintanya. 'Semua anak saya memenuhi formula
deret aritmatika dengan beda 1.5 tahun,' Khoirul menjelaskan.
Yang paling besar lahir di
Kawasaki, Yokohama, berusia 7 tahun. Yang kedua lahir di Nara berusia
5,5 tahun, dan ketiga juga lahir di Nara, kini berusia 4 tahun. Ia tak
sependapat dengan beberapa rekan Jepangnya, yang mengatakan kehadiran
keluarga justru akan mengganggu risetnya.
Baginya keluarga banyak
memberikan inspirasi dalam menemukan ide-ide baru. 'Belakangan ini saya
berhasil menemukan teknik baru dan sangat efisien untuk wireless network
saat bermain dengan anak-anak,' katanya.
Malahan, Khoirul sering mengajak
anak-anaknya melakukan riset kecil-kecilan di rumahnya. Bersama
anak-anaknya pula, Khoirul sering menyempatkan waktu menonton bersama,
terutama film animasi kegemarannya: Dragon Ball Z, Kungfu Panda, Gibli,
atau Detektif Conan.
'Film animasi mengajarkan anak
kita nilai yang harus kita pahami dalam kehidupan,' kata Khoirul. Film
animasi Gibli, misalnya, banyak bercerita bagaimana seharusnya manusia
bisa bersahabat dengan alam, tidak merusaknya, serta mencintai mahluk
hidup.
Bahkan ide dan semangat baru
terkadang muncul dari menonton film. Misalnya nilai kehidupan yang dia
petik dari film Kungfu Panda: 'There is no secret ingredient, just
believe'. 'Nilai ini saya artikan bahwa tidak ada rahasia sukses,
percayalah bahwa apapun yang kita kerjakan bisa membuat kita sukses.'
kata Khoirul.
(Sumber berita dan foto:bnp2tki/ wisbenbae/Google)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura