Pedoman Media Siber
 |
| Batik tulis@ Foto: Istimewa |
Sumenep-
Desa Pakandangan Barat kecamatan Bluto Sumenep,90 persen masyarakatnya menjadi
pengrajin batik tulis. Terbukti di setiap rumah-rumah terlihat warga tengah membatik.
Informasinya ,aktivitas itu berlangsung sejak nenek moyang mereka dahulu.
Dan hingga saat ini terus
dilestarikan menjadi pekerjaan warisan mata pencarian tetap mereka sehari-hari.
Mayoritas warga di Desa Pakandangan Barat ini
memiliki keahlian membatik. Umumnya batik tulis. setiap rumah dijumpai warga
tengah beraktivitas membatik. Informasinya,mereka melanjutkan kreasi nenek
moyangnya dahulu. Dan kini telah menjadi penghasilan tetap warga setempat.
Uniknya
para pengrajin batik tulis ini kaum perempuan,mulai dari anak-anak remaja
hingga orang dewasa. Meski dengan peralatan seadanya mereka mampu menghasilkan
aneka motif kreasi batik.baik bermotif cirikhas budaya lokal dan perpaduan
budaya modern.
Mukmina
misalkan,meski umurnya sudah tidak muda lagi,ia masih semangat beraktivitas
menjadi pengrajin batik tulis. Aktifitas itu ia geluti sejak umur 15
tahun,semenjak kedua orang tuanya masih hidup. Kini aktivitas itu ia teruskan
melanjutkan warisan dari kedua orang tuanya. “ceritanya konon kedua orang tua
saya juga melanjutkan dari nenek dan begitu seterusnya,sehingga aktivitas ini
menjadi warisan yang terus saya lestarikan. Lagi pula aktifitas ini penghidupan
keluarga saya. Kata Mukmina sambil membatik di rumahnya.” Sabtu 29/9.
Selain
Mukmina di Desa Pakandangan Barat terdapat pengusaha sukses batik tulis
Albarokah milik Taufan. Meski usianya masih tergolong muda Taufan mampu menjadi
pengusaha batik tulis
terbesar di daerah ini.
“bahkan
saat ini saya mampu mempekerjakan sebanyak 75 orang memproduksi batik tulis
dengan aneka ragam motif. Sedangkan omset perhari sekitar Rp 10 juta
rupiah“Kata Taufan sambil menunjukkan para pekerjanya yang tengah memproduksi
batik tulis di rumahnya.
Kata
Taufan, hasil kreasinya, tidak hanya diminati dalam negeri saja bahkan mampu
mengenalkan kreasi budaya lokal ke negara asing.” seringkali melalui temennya
di Sidoarjo,warga asing memborong Batik Tulis miliknya. diantaranya warga asing
asal Negara Jerman, Belanda ,Prancis bahkan yang paling banyak memborongnya
warga asal Malaysia,” paparnya,
Selain
itu, ia pernah mendapat
penghargaan dari pemerintah.”baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari
Gubernur Jawa Timur Sukarwo, sebagai ikon batik terbaik sejatim.”
Taufan
menambahkan, saat ini tengah mendesain batik tulis persiapan hari jadi
sumenep,dalam motif ini khusus dirancang mengambil
ikon budaya sumenep dengan gambar labeng mesem,bunga teratai dan taman sare. “
khusus untuk hari jadi sumenep pemerintah setempat meminta secara khusus
didesain mengambil tema kerajaan sumenep, seperti gambar labeng mesem,dan taman
sare.” katanya.
Dikatakan
pula,seringkali membuat batik tulis seragam dinas di pemerintahan,khususnya di
daerah jawa timur. Bahkan Kabupaten sidoarjo 80 persen seragam dinas hasil
buatannya. “adapun harga batik tulis,dari harga Rp 25 ribu hingga Rp 2 juta
rupiah perpotong. setiap potong kain batik tulis sepenjang 2 meter persegi. meski
bahan-bahan mentah naik belipat-lipat akibat kanaikan BBM beberapa waktu
lalu,harga batik miliknya tetap saja tidak ada kenaikan secara fantastis,tetap
menyesuaikan dengan pangsa pasar,serta menyesuaikan dengan permintaan yang ada.
Pungkasnya.(sai)
Teknologi
