Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Berita,
Nasional,
Padi Sawah,
Semangka
Relatif singkatnya umur tanaman semangka (60-75 hari) memberikan peluang
besar untuk dikembangkan terutama pada lahan sawah tadah hujan setelah
panen padi sawah. Komoditas ini dapat dijadikan sebagai rotasi dengan
tanaman pokok (padi sawah), dan telah terbukti memberikan nilai tambah
yang cukup besar.
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan
tanaman hortikultura bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani,
pemenuhan gizi, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru bidang
hortikultura, dan upaya mencukupi kebutuhan hortikultura di dalam
negeri, serta meningkatkan ekspor.
Untuk menopang kebijakan tersebut,
salah satunya melalui pengembangan komoditas semangka pada
wilayah-wilayah potensial atau sentra produksi.
Di Indonesia, wilayah
tersebut ditemui mulai dari Indonesia Bagian Barat sampai Bagian Timur,
seperti: Pancur Batu (Propinsi NAD), Deli Serdang (Propinsi Sumatera
Utara), Siak Hulu Kampar (Kabupaten Riau), dan Pesisir Selatan
(Kabupaten Sumatera Barat).
Pada daerah tersebut, penanaman semangka
setelah padi sawah terutama pada lahan sawah tadah hujan mampu
memberikan nilai tambah yang cukup besar terutama bagi petani yang hanya
menanam padi saja.
Khususnya Surantih dan umumnya Kabupaten
Pesisir Selatan merupakan daerah yang sangat cocok untuk pertanaman
semangka. Komoditas semangka merupakan tanaman dataran rendah dengan
ketinggian tempat yang disukai 0-400 m di atas permukaan laut dan suhu
berkisar 25-30oC serta curah hujan rendah (120-150 mm/musim).
Kondisi
ini sangat sesuai untuk membudidayakan tanaman semangka. Apalagi di
Surantih memiliki lahan sawah tadah hujan seluas 1.333 ha dan Kabupaten
Pesisir Selatan mencapai 29.672 ha.
Umumnya lahan ini memiliki
produktivitas rendah dengan hasil padi sawah rendah, hanya berkisar
2,0-2,5 t/ha dengan penanaman padi sekali dalam setahun yang disebabkan
air irigasi tidak mencukupi sehingga lahan menjadi bera. Agar pendapatan
petani meningkat, seyogyanya lahan ini dapat dimanfaatkan dengan
penanaman semangka setelah panen padi sawah.
BUDIDAYA SEMANGKA DI TINGKAT PETANI
Umumnya petani di Kabupaten Pesisir Selatan bertanam semangka pada lahan sawah tadah hujan setelah panen padi sawah, seperti di Balai Selasa, Kambang, Bayang, dan Tarusan.
Umumnya petani di Kabupaten Pesisir Selatan bertanam semangka pada lahan sawah tadah hujan setelah panen padi sawah, seperti di Balai Selasa, Kambang, Bayang, dan Tarusan.
Namun sebagian besar dari mereka masih
membudidayakan tanaman semangka secara tradisional tanpa mengaplikasi
teknologi yang tepat dan benar. Petani hanya melakukan pembabatan batang
jerami padi dan pembuatan saluran drainase setelah panen padi sawah.
Setelah lahan sawah mulai kering, dibuat lubang tanam dengan diameter
30-50 cm dan ke dalam lubang tanam tersebut dimasukkan pupuk kandang
secukupnya lalu ditutupi dengan jerami padi. Jerami padi berfungsi
sebagai mulsa sekaligus alas tempat buah semangka sehingga buah yang
dihasilkan cukup bersih dan tidak langsung berada di atas permukaan
tanah.
Dibanding dengan teknologi petani di daerah pulau Jawa,
teknologi petani di Kabupaten Pesisir Selatan masih sangat sederhana. Di
pulau Jawa, petani sudah menerapkan teknologi mulsa plastik hitam perak
(MPHP) dan semangka non biji dengan sistem turus atau junjungan/para
terutama pada lahan-lahan sempit.
TEKNOLOGI BUDIDAYA SEMANGKA
Teknologi
budidaya semangka yang diperkenalkan oleh Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Sumatera Barat pada tahun 2007 (Juli sampai Agustus)
dilaksanakan di Surantih pada lahan sawah tadah hujan seluas 0,25 ha.
Teknologi yang diintroduksikan adalah: (a) Benih semangka berbiji New
Dragon asal Taiwan yang beradaptasi baik pada berbagai jenis tanah dan
tahan penyakit layu Fusarium; (b) Lahan disiapkan dengan cara pembabatan
batang jerami padi dan pembuatan saluran drainase; (c)
Setelah lahan
mulai mengering, dibuat lubang tanam ukuran 40x40 cm dan dicangkul
sedalam 30 cm serta digemburkan; (d) Ke dalam lubang tanam dimasukkan
pupuk kandang (500 kg/ha) dan abu sekam yang diaduk dengan tanah secara
merata dan ditinggikan dari permukaan tanah sekitar 20-30 cm;
(e) Benih
semangka ditanam sebanyak 2 biji/lubang dengan jarak tanam 2,5x3,0 m;
(f) Pupuk organik diberikan sebanyak 250 kg Urea, 100 kg SP36, 100 kg
KCl, 100 kg NPK dan 500 kg kapur per hektar; dan (g) Pengendalian hama
dan penyakit dilakukan dengan menerapkan konsep pengendalian hama
terpadu (PHT) yakni penyemprotan pestisida kimia dilakukan bila
kerusakan tanaman atau tingkat serangan telah mencapai ambang kerusakan
ekonomi.
Tabel 1. Analisa usahatani tanaman semangka (1 ha) di Surantih Kabupaten pesisir Selatan pada MK 2007.
Uraian | Volume | Jumlah (Rp) |
Pengeluaran | ||
Sewa lahan | Kontrak | 600.000 |
Upah pengolah tanah | Borongan | 800.000 |
Upah pembuatan bedengan /drainase | 10 hok | 300.000 |
Upah pendapatan lobang tanam | 4 hok | 120.000 |
Upah penebaran mulsa jerami | 4 hok | 120.000 |
Upah tanam | 6 hok | 180.000 |
Upah pemupukan | 6 hok | 180.000 |
Upah penyemprotan | 4 hok | 120.000 |
Upah penyiangan | 4 hok | 120.000 |
Upah penyemprotan | 4 hok | 120.000 |
Upah panen | 4 hok | 120.000 |
Pupuk kandang | 500 kg | 50.000 |
Urea | 250 kg | 400.000 |
SP - 36 | 100 kg | 300.000 |
KCl | 100 kg | 300.000 |
NPK | 100 kg | 450.000 |
Pestisida | 6 botol | 240.000 |
Benih | 8 pak | 200.000 |
Total pengeluaran | 4.720.000 | |
Total Penerimaan | 6.200 kg x Rp.1.000 | 6.200.000 |
Keuntungan | 1.480.000 | |
R/C Ratio | 1.3 |
Keuntungan yang diperoleh petani dalam usahatani semangka di lahan
sawah tadah hujan setelah padi sawah adalah Rp.1.480.000,- (Tabel 1).
Rinciannya adalah: hasil panen buah yang diperoleh sebanyak 6.200 kg/ha
dengan harga jual rata-rata Rp.1.000,- (harga di lahan tanam) sehingga
diperoleh penerimaan sebesar Rp.6.200.000,-;
dan biaya yang dikeluarkan
meliputi sewa lahan, pengolahan tanah sampai tanam, pemeliharan, dan
sarana produksi dengan jumlah mencapai Rp.4.720.000,-.
Keuntungan
rata-rata petani per hari per hektar bila mengusahakan tanaman semangka
selama 60 hari adalah Rp.24.666,-.
Keuntungan ini akan bertambah lagi
bila lahan yang diusahakan adalah milik petani itu sendiri (tidak
disewa) dan memperhitungkan saat panen (sebaiknya bertepatan dengan
bulan puasa atau hari raya idul fitri karena harga lebih tinggi).
Kondisi ini sangat membantu dalam peningkatan kesejahteraan petani,
terutama bagi petani yang tidak mempunyai pekerjaan lain selain bertani.
Disamping itu, lahan yang biasanya diberakan dapat dimanfaatkan untuk
budidaya semangka.
(sumbar.litbang.deptan.go.id)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura