Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Petani Holtikultura tengah menikmati hasil panen mereka (istimewa) |
Sumenep
(maduratani.com) -
Sejumlah desa di Kecamatan Rubaru, Sumenep bisa dibilang zona holtikultura,
yang keberadaannya terus meningkat dan bertahan di sepanjang musim kemarau dan
penghujan. Berbagai jenis tanaman seperti bawang merah, kacang panjang,
mentimun, terong dan cabe menjadi andalan para petani setempat.
Kawasan ini
memang beda jauh dengan ratusan desa lainnya di Kabupaten Sumenep, yang hingga
saat ini masih punya kecenderungan (baca:fanatik) terhadap tanaman tembakau,
meski tiap tahunnya selalu menuai masalah harga hingga level terbawah disbanding
jenis tanaman holtikultura yang lebih tahan terhadap anomaly cuaca.
“Tanaman
cabe lebih di gandrungi masyarakat petani di Kecamatan Rubaru ini. Harganya
jauh lebih stabil dan aman disbanding tembakau. Bahkan sejak 2-3 bulan kemarin,
harga cabe terus mengalami kenaikan hingga mencapai antara Rp.50 -60 ribu per
kilogram”, terang Ir. Sakdawi Jayadi, Kepala UPT Pertanian Kecamatan Rubaru di
kantornya Jum’at kemarin.
Sementara
luas areal produksi cabe rawit di Kecamatan Rubaru mencapai 125 hektar, dengannilai
produksi sebesar 5,8 ton/hektar.
“Khusus
cabe besar, dari lahan 24 hektar bisa
menghasilkan produksi hingga 5,6 ton per hektar”, sambungnya.
Ditanya apakah
tanaman cabe dan jenis holtikultura lainnya bermasalah disaat musim kemarau,
dimana banyak desa mengalami krisis kebutuhan air, Sakdawi menggelengkan kepala
dan meyakinkan awak media, sudah dilakukan langkah antisipasi dengan melakukan
pengeboran jauh-jauh hari sebelumnya.
“Kondisi
lahan banyak mongering, tetapi para petani kita tinggal memanfaatkan persediaan
air bor”, tegasnya.
Khusus
tanaman mentimun, lanjutnya, paling banyak diminati masyarakat dan pedagang
dari luar daerah, terutama pada musim kemarau tahun ini. Bahkan, per harinya,
ada sekitar 7 hingga 8 ton mentimun diborong ke Surabaya. (fr/yy)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura