Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah kondisi keluarganya
miskin, tidak dapat melanjutkan sekolahnya, gadis 14 tahun warga Desa
Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, ini hamil karena
diperkosa dua pemuda di kebun jagung. Masalahnya, dia baru mengaku
setelah kandungan berusia 6 bulan.
Pengakuan ini muncul setelah gadis berinisial SSI (14) ini sering kali muntah-muntah. Mendengar ada yang ganjil dari anaknya, Ngasari (70), ayah SSI yang buta itu, akhirnya bertanya dan mendesak SSI agar mengungkapkan peristiwa yang dia alami.
Setelah mengaku hamil, SSI didampingi Kepala Desa Subiyanto (45) melaporkan kejadian itu ke Polres Magelang. Langkah menempuh jalur hukum ini diambil karena setelah melakukan upaya mediasi dengan dua orang pemuda tetangga desa yang diduga sebagai pemerkosa tidak membuahkan hasil.
Akhirnya di hadapan petugas polisi SSI menceritakan bahwa dia telah diperkosa oleh dua orang pemuda usai menonton pentas kesenian tari khas Magelang Jathilan dan Kubro. Korban diperkosa saat pulang dari menonton kesenian itu di Desa Donorejo, Kecamatan Secang sekitar bulan Februari lalu.
"Kami sebenarnya sudah beberapa kali melakukan mediasi, namun pelaku selalu menolak mengakui perbuatannya. Karena itu, ini jalan terakhir," kata Kepala Desa Krincing Subiyanto, usai melaporkan kasus salah satu warganya itu ke Kantor SPKT Polres Magelang, Kamis (15/8).
Dalam laporan, korban juga ditemani salah satu saksi yang juga temannya berinisial FT, serta beberapa kerabatnya yang lain yang ikut mendampingi. Laporan korban langsung diterima oleh dua petugas Polres Magelang yaitu Briptu Valensia dan Bripda Wahyu.
Diungkapkan korban, kronologis kejadian terjadi sekitar Bulan Februari 2013 sekitar pukul 16.00 WIB. Keduanya merasa diikuti oleh dua orang pemuda desa setempat saat menyusuri jalan desa.
Sebab, saat itu jalan raya begitu ramai dan padat sehingga memilih jalan lengang. Namun tiba-tiba saat sampai di pintu air atau irigasi Kali Benggang hilir Kali Elo Magelang, dia dihadang dua pemuda.
"Saat itu saya dan teman baru aja pulang dari melihat pentas topeng ireng. Tiba di sebuah pintu air atau irigasi dekat jembatan, ada dua orang laki-laki dan langsung menarik saya ke sebuah kebun jagung. Satu pelaku memerkosa, satu lainnya memegangi," terang gadis lugu itu meneteskan air mata.
Dua pemuda itu tidak hanya melakukan aksi pemerkosaan saja. Setelah korban SSI di seret ke kebun jagung, keduanya menendang berkali-kali kaki korban. Sebab, korban memberontak saat diminta melepaskan celana dalamnya. "Saya ditendang berkali-kali. Di bagian kaki," terangnya sambil menunduk malu di hadapan polisi.
Saat bersamaan, pemuda lainnya membekap mulut SSI agar tidak berteriak dan menjerit minta tolong. Usai kejadian itu, dia langsung lari tergopoh-gopoh pulang ke rumah dan tidak menceritakan pemerkosaan tersebut. Ironisnya, celana dalam yang penuh dengan ceceran darah dan cairan lainnya dibuang korban SSI ke Kali Elo.
"Saya merasa takut jika orang tua saya nanti marah kalau saya menceritakan apa yang saya alami ini," kata gadis jebolan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini.
Serapat-rapatnya rahasia itu ditutup, hingga akhirnya perut korban SSI pun semakin membuncit disertai dengan gejala muntah-muntah. Akhirnya SSI mengaku telah diperkosa oleh dua pemuda di kebun jagung.
Saat ini, kasus pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur itu masih ditangani oleh petugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Magelang. (merdeka)
Pengakuan ini muncul setelah gadis berinisial SSI (14) ini sering kali muntah-muntah. Mendengar ada yang ganjil dari anaknya, Ngasari (70), ayah SSI yang buta itu, akhirnya bertanya dan mendesak SSI agar mengungkapkan peristiwa yang dia alami.
Setelah mengaku hamil, SSI didampingi Kepala Desa Subiyanto (45) melaporkan kejadian itu ke Polres Magelang. Langkah menempuh jalur hukum ini diambil karena setelah melakukan upaya mediasi dengan dua orang pemuda tetangga desa yang diduga sebagai pemerkosa tidak membuahkan hasil.
Akhirnya di hadapan petugas polisi SSI menceritakan bahwa dia telah diperkosa oleh dua orang pemuda usai menonton pentas kesenian tari khas Magelang Jathilan dan Kubro. Korban diperkosa saat pulang dari menonton kesenian itu di Desa Donorejo, Kecamatan Secang sekitar bulan Februari lalu.
"Kami sebenarnya sudah beberapa kali melakukan mediasi, namun pelaku selalu menolak mengakui perbuatannya. Karena itu, ini jalan terakhir," kata Kepala Desa Krincing Subiyanto, usai melaporkan kasus salah satu warganya itu ke Kantor SPKT Polres Magelang, Kamis (15/8).
Dalam laporan, korban juga ditemani salah satu saksi yang juga temannya berinisial FT, serta beberapa kerabatnya yang lain yang ikut mendampingi. Laporan korban langsung diterima oleh dua petugas Polres Magelang yaitu Briptu Valensia dan Bripda Wahyu.
Diungkapkan korban, kronologis kejadian terjadi sekitar Bulan Februari 2013 sekitar pukul 16.00 WIB. Keduanya merasa diikuti oleh dua orang pemuda desa setempat saat menyusuri jalan desa.
Sebab, saat itu jalan raya begitu ramai dan padat sehingga memilih jalan lengang. Namun tiba-tiba saat sampai di pintu air atau irigasi Kali Benggang hilir Kali Elo Magelang, dia dihadang dua pemuda.
"Saat itu saya dan teman baru aja pulang dari melihat pentas topeng ireng. Tiba di sebuah pintu air atau irigasi dekat jembatan, ada dua orang laki-laki dan langsung menarik saya ke sebuah kebun jagung. Satu pelaku memerkosa, satu lainnya memegangi," terang gadis lugu itu meneteskan air mata.
Dua pemuda itu tidak hanya melakukan aksi pemerkosaan saja. Setelah korban SSI di seret ke kebun jagung, keduanya menendang berkali-kali kaki korban. Sebab, korban memberontak saat diminta melepaskan celana dalamnya. "Saya ditendang berkali-kali. Di bagian kaki," terangnya sambil menunduk malu di hadapan polisi.
Saat bersamaan, pemuda lainnya membekap mulut SSI agar tidak berteriak dan menjerit minta tolong. Usai kejadian itu, dia langsung lari tergopoh-gopoh pulang ke rumah dan tidak menceritakan pemerkosaan tersebut. Ironisnya, celana dalam yang penuh dengan ceceran darah dan cairan lainnya dibuang korban SSI ke Kali Elo.
"Saya merasa takut jika orang tua saya nanti marah kalau saya menceritakan apa yang saya alami ini," kata gadis jebolan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ini.
Serapat-rapatnya rahasia itu ditutup, hingga akhirnya perut korban SSI pun semakin membuncit disertai dengan gejala muntah-muntah. Akhirnya SSI mengaku telah diperkosa oleh dua pemuda di kebun jagung.
Saat ini, kasus pemerkosaan terhadap gadis di bawah umur itu masih ditangani oleh petugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Magelang. (merdeka)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura