Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Satu karya seni putra bangsa Indonesia dihargai tinggi. Goresan kuas
Yarno, pelukis muda asal Pagar Alam, Sumatera Selatan, menjadi buruan
penikmat seni lukis dan kolektor internasional. Karyanya berjudul "Power
Struggle" terjual dengan harga fantastis, SGD 20.740 atau hampir
menyentuh Rp 200 juta.
Lukisan yang dibuat pada 2011 itu dilego balai lelang Masterpiece
Singapura, Selasa (13/4). Banyak kolektor memburu satu karya seniman
berusia 44 tahun itu, sebelum laku terjual.
Meski Yarno masih dibilang seniman pendatang baru di Tanah Air dan hasil karya belum mencapai 58 buah, namun tidak demikian dengan karya seninya yang mempunyai khas kritik lingkungan itu kerap menjadi buruan kolektor dan penikmat seni mancanegara.
Direktur Galeri Apik Rahmat, yang menaungi seniman berbakat itu, di Jakarta, Kamis (1/5), mengatakan, awal Maret 2010 lalu, karya Yarno itu masih diharga Rp 9 juta dalam pameran bersama. Namun nilainya terus menanjak hingga mencapai Rp 18 juta di akhir 2011 setelah dipamerkan di Seoul, Korea, dan Singapura. Bahkan tawaran atas Power Struggle terus meningkat menjadi Rp 25 juta pada medio 2012, kembali menanjak hingga mencapai angkat Rp 40 juta, dan akhirnya berhasil dilego dengan harga SGD 20.740.
Keunikan karya Yarno ada pada kepandaiannya mengolah kombinasi warna dan kekuatan goresannya, jadi kritik lingkungan yang sarkastik menjadi sebuah karya seni modern yang mengesankan. Tampilannya menarik dengan warna-warna monochrome bersifat kontemporer tanpa membuat jiwa jenuh.
Meski sejatinya Yarno mengusung aliran surealisme dalam karya-karya seni modernnya sejak 2009, namun sebuah keadaan lingkungan yang rusak, bisa diperhalus dalam goresan kuasnya, tanpa kehilangan makna utamanya dan mampu menumpahkan 'keresahannya' terhadap pembabatan hutan dan industrialisasi, tanpa menunjukkan 'emosi'.
Seperti objek binatang yang muncul di antara pipa-pipa besi dan cerobong asap sebagai simbol kian tersisihnya habitat hewan liar akibat pembabatan hutan. Atau bagaimana ikan-ikan di sungai mencoba bertahan hidup di antara lautan sampah, yang merujuk pada polusi sungai.
Itu adalah gambaran sekilas keunikan sejumlah karya Yarno dalam menunjukkan kegelisahannya melihat ekosistem alam yang semakin tidak seimbang. Tentunya dengan warna-warna yang dinamis dan semakin eye catching, sehingga kolektor langsung mudah mengenali ciri khasnya saat melihat karyanya dari jauh.
Tak heran, pada pameran seni bergengsi di Art Stage Singapura 2014 lalu, lukisan-lukisan karya Yarno banyak mendapat decak kagum kolektor dan kurator seni museum mancanegara. Seluruh karya-karyanya juga habis dikoleksi.
"Banyak yang berminat untuk mengajak pameran. Rencananya November nanti Yarno akan berpameran di Taiwan," ujar Rahmat, seraya menambahkan, minta atau permintaan terhadap karya Yarno sangat tinggi, khususnya dari kolektor seni di Eropa dan Taiwan.
Sebelumnya, Yarno sukses menggelar pameran tunggalnya di Jakarta bertajuk Ultimate City pada 2012 lalu. Disusul kesuksesan pameran tunggal berikutnya di The Ritz Carlton Jakarta bertajuk Reborn pada 2013. Sepanjang tour de art-nya, tidak banyak seniman yang bisa melaju sedemikian pesat seperti Yarno. Bahkan di Art Stage Singapura 2014, karya terbaru Yarno dipamerkan bersama karya terbaru Made Wianta dan Heri Dono.
Sehingga karya Yarno mendapat sambutan hangat kolektor seni di London (Inggris), Seoul (Korea), Jepang, Taiwan, Paris (Perancis), Australia, Singapura, dan Beijing, serta Shanghai (Tiongkok). Setelah melego Power Struggle, berdasarkan penelusuran, satu karya Yarno berjudul Leader juga akan dilelang di balai lelang seni 33 Auction di Singapura pada 11 Mei mendatang. (IS/Gtr)
![]() |
#Yarno (medanbisnisdaily.com) |
Meski Yarno masih dibilang seniman pendatang baru di Tanah Air dan hasil karya belum mencapai 58 buah, namun tidak demikian dengan karya seninya yang mempunyai khas kritik lingkungan itu kerap menjadi buruan kolektor dan penikmat seni mancanegara.
Direktur Galeri Apik Rahmat, yang menaungi seniman berbakat itu, di Jakarta, Kamis (1/5), mengatakan, awal Maret 2010 lalu, karya Yarno itu masih diharga Rp 9 juta dalam pameran bersama. Namun nilainya terus menanjak hingga mencapai Rp 18 juta di akhir 2011 setelah dipamerkan di Seoul, Korea, dan Singapura. Bahkan tawaran atas Power Struggle terus meningkat menjadi Rp 25 juta pada medio 2012, kembali menanjak hingga mencapai angkat Rp 40 juta, dan akhirnya berhasil dilego dengan harga SGD 20.740.
Keunikan karya Yarno ada pada kepandaiannya mengolah kombinasi warna dan kekuatan goresannya, jadi kritik lingkungan yang sarkastik menjadi sebuah karya seni modern yang mengesankan. Tampilannya menarik dengan warna-warna monochrome bersifat kontemporer tanpa membuat jiwa jenuh.
Meski sejatinya Yarno mengusung aliran surealisme dalam karya-karya seni modernnya sejak 2009, namun sebuah keadaan lingkungan yang rusak, bisa diperhalus dalam goresan kuasnya, tanpa kehilangan makna utamanya dan mampu menumpahkan 'keresahannya' terhadap pembabatan hutan dan industrialisasi, tanpa menunjukkan 'emosi'.
Seperti objek binatang yang muncul di antara pipa-pipa besi dan cerobong asap sebagai simbol kian tersisihnya habitat hewan liar akibat pembabatan hutan. Atau bagaimana ikan-ikan di sungai mencoba bertahan hidup di antara lautan sampah, yang merujuk pada polusi sungai.
Itu adalah gambaran sekilas keunikan sejumlah karya Yarno dalam menunjukkan kegelisahannya melihat ekosistem alam yang semakin tidak seimbang. Tentunya dengan warna-warna yang dinamis dan semakin eye catching, sehingga kolektor langsung mudah mengenali ciri khasnya saat melihat karyanya dari jauh.
Tak heran, pada pameran seni bergengsi di Art Stage Singapura 2014 lalu, lukisan-lukisan karya Yarno banyak mendapat decak kagum kolektor dan kurator seni museum mancanegara. Seluruh karya-karyanya juga habis dikoleksi.
"Banyak yang berminat untuk mengajak pameran. Rencananya November nanti Yarno akan berpameran di Taiwan," ujar Rahmat, seraya menambahkan, minta atau permintaan terhadap karya Yarno sangat tinggi, khususnya dari kolektor seni di Eropa dan Taiwan.
Sebelumnya, Yarno sukses menggelar pameran tunggalnya di Jakarta bertajuk Ultimate City pada 2012 lalu. Disusul kesuksesan pameran tunggal berikutnya di The Ritz Carlton Jakarta bertajuk Reborn pada 2013. Sepanjang tour de art-nya, tidak banyak seniman yang bisa melaju sedemikian pesat seperti Yarno. Bahkan di Art Stage Singapura 2014, karya terbaru Yarno dipamerkan bersama karya terbaru Made Wianta dan Heri Dono.
Sehingga karya Yarno mendapat sambutan hangat kolektor seni di London (Inggris), Seoul (Korea), Jepang, Taiwan, Paris (Perancis), Australia, Singapura, dan Beijing, serta Shanghai (Tiongkok). Setelah melego Power Struggle, berdasarkan penelusuran, satu karya Yarno berjudul Leader juga akan dilelang di balai lelang seni 33 Auction di Singapura pada 11 Mei mendatang. (IS/Gtr)
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura