Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
Labels:
Nasional
POSO -
Terkait video kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian di Tanah
Runtuh, Poso pada tahun 2007, ustadz Adnan Arsal membenarkan hasil
investigasi Komnas HAM yang terjun langsung ke Poso, bahwa telah terjadi
penembakan oleh aparat kepolisian terhadap sejumlah orang yang sudah
menyerahkan diri.
“Soal
video yang beredar dengan durasi sekian menit itu, Komnas HAM sudah
datang ke Poso dan saya hadir langsung. Memang betul sempat terjadi
tembak menembak dalam video itu, tetapi kan mereka ada yang sudah
menyerah, sudah disuruh buka baju, buka celana kemudian ketika mendekat
kok kenapa ditembak,” kata ustadz Adnan Arsal kepada voa-islam.com, Rabu
(3/4/2013).
Sebagai
saksi hidup, ustadz Adnan Arsal menyampaikan bahwa penyergapan oleh
aparat pada tahun 2007 benar terjadi di dekat Pondok Pesantren Al Amanah
yang dipimpinnya di Tanah Runtuh, Kelurahan Gebang Rejo, Poso Kota.
Ia pun mengecam aksi brutal aparat kepolisian yang menembak sejumlah orang yang sudah menyerah pada waktu itu.
“Aturan
apa kira-kira yang dipakai polisi, kok orang yang sudah menyerah malah
ditembak? Dalam perang antar negara saja, orang yang sudah menyerah
seperti itu harus dilindungi,” ujarnya.
Selain
penembakan, ustadz Adnan mengungkapkan kisah Fachrudin (Udin) yang saat
ditangkap dalam kondisi hidup namun akhirnya setelah ditahan justru
meninggal dunia.
“Kemudian
ada orang yang diambil, diinterogasi, dibawa waktu itu masih segar,
lalu dibawa ke Polres lalu dibawa ke Palu, orang macam Udin itu,
tiba-tiba pulang kemari sudah meninggal. Jadi sesungguhnya ada apa di
balik semua itu?” tanyanya.
Ustadz
Adnan Arsal pun menegaskan bahwa Densus 88 bukanlah malaikat, untuk itu
jika mereka melakukan kesalahan harus diajukan ke pengadilan.
“Apabila
Polisi dalam melakukan penyergapan lalu ada pelanggaran hukum, apakah
itu legal? Sehingga polisi anti body dalam persoalan hukum. Densus 88
itu bukan malaikat, manusia biasa juga yang bisa khilaf dan salah. Kalau
ada kesalahan di lapangan, bebersar hati saja kita ajukan ke
pengadilan,” tegasnya.
Oleh
sebab itu, ia berkomitmen untuk terus berjuang bahwa siapa pun
menumpahkan darah anak bangsa termasuk aparat harus dilakukan proses
hukum.
“Komitmen
kita, kepada siapa pun, apakah kepolisian, Pemda atau rakyat biasa yang
terlibat dalam persoalan-persoalan menumpahkan darah anak bangsa ini
yang tidak legal harus diproses. Itu komitmen saya dan saya tidak akan
mundur sejengkal pun dari persoalan itu,” tutupnya. [Ahmed Widad/Voa]
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura