Pedoman Media Siber
 |
| Partai peserta pemilu 2014#google |
Dapil Jawa Timur XI meliputi 4 kabupaten di Madura, yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Dua nama caleg yang disebut-sebut punya peluang paling besar merebut kursi DPR RI yakni Said Abdullah, dan Aqsanul Qosasih. Said Abdullah yang merupakan jago dari PDI Perjuangan, cukup sering berkiprah di beberapa kegiatan sosial di pulau Madura. Belum lagi lembaga bentukannya, Said Abdullah Institute, dianggap punya andil besar mempopulerkan namanya. Apalagi putra Sumenep ini layaknya 'raja media', yakni sebagai pemilik 3 media lokal sekaligus, mulai televisi, radio, hingga koran. Dukungan media-media milik Said, diakui atau tidak, ikut mendongkrak tingkat popularitasnya. Masih ditambah lagi, saat ini, Said Abdullah juga maju sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Bambang DH.
Sedangkan jago dari Partai Demokrat, Aqsanul Qosasi, tidak bisa dianggap remeh. Pria kelahiran Sumenep ini berada di balik kesuksesan tim sepakbola kebanggaaan Madura, Persepam Madura United (PM-U). Dengan tangan dingin AQ, julukan Aqsanul Qosasi, PM-U mampu menembus divisi utama dan bersaing memperebutkan posisi terhormat di kancah persepakbolaan tanah air. Popularitas PM-U, harus diakui menjadi salah satu tiang kuat bagi AQ untuk memuluskan jalan menuju senayan.
Namun akankah Partai Demokrat mampu mempertahankan dua kursi yang diperolehnya di senayan dalam pemilu 2009 lalu? Agaknya partai berlambang mercy ini harus benar-benar berkeringat. Selain memasang nama Aqsanul Qosasi di nomor urut 1, partai ini juga menempatkan Yos Sudarso, mantan Sekjen Partai Republika Nusantara (Republikan) di nomor urut 2, dan Nuki Sutarno, mantan caleg 2009.
Sementara PDI Perjuangan tampaknya tidak hanya menggantungkan harapan pada seorang Said Abdullah. Partai berlambang banteng dengan moncong putih ini juga menempatkan Zuhairi B Misrawi, pengamat Timur Tengah di nomor urut 2.
Dari 8 legislator petahana, hanya 1 orang yang memutuskan tidak maju lagi dalam pencalegan, yakni kader terbaik Gerindra, Supriyatno. Partai yang dikomandani mantan Danjen Kopassus ini memilih mendudukkan KH Ilyasi Siraj, mantan anggota DPR RI asal PKB, sebagai caleg nomor urut 1. Popularitas adik mantan Bupati Sumenep, Ramdlan Siraj yang juga pernah duduk menjadi Ketua PC NU Sumenep, diharap mampu meraup dukungan dan menguasai minimal 1 kursi di DPR RI.
Sedangkan PKB, masih menempatkan Unais Ali Hisjam, petahana, sebagai caleg di nomor urut 2. Dan untuk mendongkrak perolehan suara, partai besutan Muhaimin Iskandar ini memberi nomor urut 1 pada M. Syafik Rofii, mantan Cawabup Bangkalan, dan Kholilurrahman, mantan Bupati Pamekasan pada nomor urut 6.
Sementara Partai Golkar yang berharap bisa ikut 'menggondol' kursi di DPR RI dalam Pemilu Legislatif mendatang, memilih menempatkan Bambang Mursalin, mantan calon Bupati Sumenep di nomor urut 2. Kemudian Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tampaknya tidak mau kehilangan 1 kursi miliknya di DPR RI, dengan kembali memasang nama Abdul Azis Suseno di nomor urut 1.
PPP tampaknya harus bekerja keras untuk mempertahankan 1 kursi miliknya di DPR RI. Karena itu, partai berlambang ka'bah ini masih mempertahankan petahana untuk maju lagi, yakni Moh. Mahfud.
Kemudian legislator petahana asal PAN, Ach. Rubaie, kembali dipercaya bertarung dalam pemilu legislatif 2014, sebagai caleg nomor urut 1. Selain itu, partai yang dikomandani Hatta Rajasa ini juga menempatkan Sabran Sanaf, ketua DPP PBR di nomor urut 2.
Sementara tiga partai lain seperti Hanura, PBB, dan PKPI terlihat lebih 'santai', meski mereka juga menaruh harapan yang sama, yakni merebut kursi DPR RI. Untuk Partai Hanura, memasang nama Zairina, anggota DPRD Jawa Timur di nomor urut 1, kemudian PBB memasang Abdul Salam Syah, yang merupakan mantan anggota DPRD Jatim, dan PKPI, menempatkan Imam Huzid di nomor urut 1.
Partai baru yang ikut berkiprah meramaikan pemilu legislatif adalah Nasdem. Partai yang dipimpin Surya Paloh ini menaruh Dja'far Shodiq, Ketua pembina partai di nomor urut 1. Sedangkan di nomor urut 2, dipercayakan pada Ketua DPC Partai Nasdem Pamekasan, Abdullah Ibrahim.
Dosen Ilmu Politik STAIN Pamekasan. M. Ali Al Humaidy menilai pertarungan memperebutkan kursi di DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Timur XI, lebih merupakan pertarungan putra daerah. "Ada banyak nama putra asli Madura yang akan bertarung. Dan ini yang membuat pertarungan menjadi sengit. Karena mereka sudah paham karakter orang Madura, dan mereka rata-rata punya basis massa," katanya.
Menurut Malhum, sapaan akrab pria asal Sumenep ini, yang punya peluang terbesar mendulang dukungan adalah cales yang punya basis massa kuat. Dalam hal ini terutama sosok kyai. "Di Madura, kyai ini masih menjadi orang berpengaruh. Dia yangh punya basis massa kuat. Suara masyarakat akan diarahkan pada siapa, juga tergantung dari figur kyai yang jadi panutan," ujarnya.
Namun peneliti Madurologi ini tidak menampik dinamisnya dunia politik. Legislator petahana juga dianggap punya modal besar untuk mengantongi tiket duduk di kursi senayan. Mereka dianggap sudah punya popularitas, disokong oleh struktur partai yang sehat. "Paling tidak kan para petahana ini sudah menanamkan saham politik di masyarakat. Peluang mereka besar, karena jaringan sudah terbangu," tandasnya.
Sebaliknya, para pendatang baru perlu energi ekstra untuk ikut bersaing dengan para petahana. Terlebih lagi para caleg yang bukan asli Madura. "Ini kan basis massanya belum jelas. Nama-nama baru butuh 'high cost' untuk mendongkrak tingkat popularitas," ujar alumnus pasca sarja FISIP UI.
Namun, ingat Malhum, popularitas seseorang tidak berbanding lurus dengan tingkat elektabilitasnya. Belum tentu seorang caleg yang angka popularitasnya bagus, maka nilai elektabilitasnya akan mengikuti.
"Taruhlah Aqsanul Qosasi. Dia ini sangat populer dengan Persepamnya. Tapi apa kemudian bisa menjadi jaminan, para penggila bola di Madura akan memberikan suaranya pada dia? Belum tentu kan? Begitu juga dengan Said Abdullah. Sudah sangat populer dengan gebrakan sosialnya, dengan Said Abdullah Institute. Tapi apa juga akan menjadi jaminan, orang-orang itu akan memilih Said Abdullah?" tukasnya.
Malhum menilai, dari 4 kabupaten di Madura, persaingan terberat untuk meraup dukungan ada di Kabupaten Sumenep. Hal itu mengingat banyak caleg-caleg populer yang merupakan putra asli Sumenep. "Ada nama Said Abdullah, ada Aqsanul Qosasi, ada Ilyasi Siraj, ada Bambang Mursalin, dan beberapa nama lagi. Kalau istilah saya, untuk dapil Madura, Sumenep ini dapil neraka," ungkapnya.
Sedangkan untuk caleg-caleg perempuan, Malhum menilai tidak ada satupun yang mempunyai kekuatan signifikan. Ia bahkan berani memprediksi, kursi DPR RI dapil Madura akan nihil perempuan. "Sangat-sangat berat untuk para petarung perempuan di wilayah Madura. Peluangnya kecil. Tanpa saya bermaksud menafikkan tokoh-tokoh perempuan yang maju sebagai caleg, saya hanya memprediksi, untuk dapil Madura, tidak ada caleg perempuan yang mampu menggondol satu saja tiketnya," ujarnya sambil mengangkat bahu. [tem/but/bjt]
Teknologi
