Customer Service
Informasikan kebutuhan Anda melalui SMS Center kami di 0877-500-86-500
Fanpage
Comments
Template Information
KELAUTAN DAN PERIKANAN|KP
Otomotif
INFO UTAMA
Pages
ADVERTISEMENT
Untuk Anda yang ingin menjual barang Anda lebih aman, segera hubungi Marketing Infomadura.com
Email kami:
maduraexposenews@gmail.com
serba - serbi
Sport
Featured Post 6
Sosial - Politik
Powered by Blogger.
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts1\"><\/script>");
-
?max-results="+numposts2+"&orderby=published&alt=json-in-script&callback=showrecentposts2\"><\/script>");
BANDUNG - Pernah mendengar Sastra Tionghoa-Indonesia? Keberadaannya tidak diketahui banyak orang, padahal Sastra Tionghoa-Indonesia ini sudah ada sejak Abad ke-20.
Meski ditulis dalam Bahasa Tionghoa, namun isinya sangat dipengaruhi suasana ke-Indonesia-an. Saat ini SastrawanTionghoa-Indonesia ada sekitar 200 orang di seluruh Indonesia.
Soeria Disastra, laki-laki kelahiran Tahun 1943 berdarahTionghoa, bercerita banyak mengenai Sastra Tionghoa-Indonesia.
Ia mengatakan, dirinya aktivis dan pecinta SastraTionghoa-Indonesia, meski ia sendiri sudah menerbitkan beberapa karya. Ia pun memiliki Komunitas Sastra Tionghoa-Indonesia.
Soeria menceritakan, sesuai sejarahnya, orang-orang Tionghoa di Indonesia sebelunya berasal dari Tiongkok. Saat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, mereka pun banyak yang menjadi warga Indonesia.
Sastra pun mulai mengalami perubahan. Meski berbahasa Tionghoa, isinya mengangkat tentang alam, suasana dan rakyat Indonesia.
"Tentu warnanya berbeda dengan sastra di negeri Tiongkok. Di sini sudah ada warna Indonesianya. Di sana, tidak ada cerita mengenai ayu-ayunya penjual jamu," ujar Soeria dalam sebuah diskusi di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen Bandung, Jalan Gempol, Jumat (31/1/2014) malam.
Soeria mengatakan, Sastra Tiongkok lebih banyak bergaya realisme. Para sastrawan Tionghoa-Indonesia sendiri, ada juga yang masih menggunakan gaya realisme, terutama di kalangan tua. Penulis kalangan muda, sudah mulai agak modern.
"Sekarang ini generasi di bawah saya, arus utamanya lebih meng-Indonesia. Ini karena mereka lahir dan hidup di lingkungan Indonesia dengan suasana Indonesia," kata Soeria.
Soeria menceritakan beberapa karyanya. Tulisannya pernah dibukukan oleh Penerbit Qiblat dengan judul "Senja Di Nusantara". Bukunya yang lain, yakni "Putra-Putri Tionghoa di Nusantara".
Puisi yang dibuat oleh Soeria sendiri, banyak mengangkat tentang alam Indonesia. Mulai dari Danau Toba, Ciater, hingga puisi berjudul Angklung. (bb/trbn)
» TERSEDIA JUGA PRODUK LAINNYA :
Hanya Tersisa 200 Sastrawan Tionghoa-Indonesia
Ladang Sastra
- Lukisan "Power Struggle" Yarno Tembus Rp 200 Juta
- "Babad Alas Wonomarto" dalam Tarakanita in Action 2014
- Sekilas asal usul pulau Madura
- Pembantu Cantik
- Lowongan Wartawan Freelance Online Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur
- Prita Laura: Banyak Penyiar Ganteng dan Cantik, Tapi Nggak Berisi
- Empat Faktor Bikin Wanita Malas Berintim Setelah Melahirkan
- Wisatawan Brasil Kagumi 'Sendratari Cakrananda'
- Kota, Kata, Kita, Ajang Festival Sastra Solo 2014
- Ternyata Caleg Ini Pernah Juara Pertama Baca Puisi Satu Abad Annuqayah
- Ada Pangeran Madura di Samping Penjara Mandela
- Memangku Warisan Wayang Topeng Madura
- LNN 2014: Kucalonkan Diri Sebagai Bidadari Surga
- Lomba Menulis Puisi | Kampanye Sastra ITB 2014
- Kisah Ilmuwan yang Lari dari Nazi Atas Saran Albert Einstein
- 3 Abad Meninggalnya Fereydoun Moshiri, Penyair Terkenal Iran
- Penyair Iran Menghina Arab dan Islam
- Menekan Kemiskinan Melalui Transmigrasi
- Mengobati Kanker dengan Puasa
- PUISI ISLAM KH. A. Mustofa Bisri (Gus Mus)
- Beku
- Dear my love…
- Kencan Anisa di Cafe Roro Jonggrang
- Sastra Purnama, Penyair Baca Puisi Linus Suryadi
FASHION
© Copyright 2014 PT.MFN GROUP
www.infomadura.com|Toko Online Madura
www.infomadura.com|Toko Online Madura